Tuesday, 29 December 2015
Keutamaan Asmaul husna: YA MU'MIN
Assalamualaikum wr.wb. segala puji kita panjatkan kehadirat allah swt dan kepada jungjungan kita nabi muhammad saw, dalam artikel kali ini saya akan sedikit menjelaskan tentang makna asmaul husna yang ketujuh setelah nama ya salam, yaitu YA MU'MIN yang artinya wahai yang maha memberi keamanan.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4YtfVfqNQymGc1rDLsl7bAOaZVYJjGuV-rpftwsdCwjhK4AS7EPirHeeXj_mQoPInXYVJva_DWH4NmBe02jnvoS8rUhdxggUFoCgD6gISq1ezHc8sLnW6csM75M78ZOqI4FilVX7_bpSW/s320/yaa+mumin.png)
Bismillah, lafadz mu'minun berasal dari kata dasar imanan yang artinya: membenarkan atau mengamankan. Nama kata/shiggatnya adalah isim fail (nama dzat yang melakukkan suatu perbuatan atau dzat yang bersifat dengan suatu sifat) mengikuti pola maf'ilun dianara artinya ada 2 yaitu:
-Ya mu'minun, wahai yang maha membenarkan maksudnya dia membenarkan pada dirinya bahwa dirinya sebagai ma'bud (dzat yang mesti disembah) atau tuhan yang maha tunggal yang tidak ada tuhan selain dia (allah) dengan jalan mengutus para utusannya dari rosul yang pertama hingga rosul yang terakhir yaitu mUHAMMAD SAW. Dan juga allah membenarkan para utusannya ketika di dustakan oleh kaumnya dengan diberi mukjizat, juga dia membenarkan para aulia (para kekasihnya) dengan diberikan karomah. Manusia yang di lubuk hatinya membenarkan tentang eksistensi yang 6 perkara seperti ini:
1. Allah
2. Malaikat
3. Kitab-kitab allah
4. para rosul allah
5. hari kiamat
6. Takdir allah yang baik dan buruk
Maka manusia tersebut dapat disebut mu'min.
-Ya mu'min, wahai yang maha memberi keamanan maksudnya dialah allah yang memberikan rasa aman dari segala ketakutan, barangsiapa diberi aman oleh allah maka tidaklah bisa dicelakakan oleh siapapun.
Apabila kita berada dalam ketakutan misalnya: takut dicelakakan orang, takut rugi, takut di pecat, takut binatang dll. Maka segeralah membaca asma ya mu'min sebanyak-banyaknya sampai rasa ketakutan tersebut sirna,, dan membacanya disertai dengan penuh penghayatan...
Demikian makna dari asmaul husna YA MU'MIN yang dapat saya jelaskan, semoga kita selalu diberi keamanan dalam keadaaan apapun dan diselamatkan oleh allah aamiin ya rabbal alamin.
Friday, 25 December 2015
Keutamaan Asmaul husna: YA SALAM
Assalamualaikum wr.wb. segala puji kita panjatkan kehadirat allah swt dan kepada jungjungan kita nabi muhammad saw, dalam artikel kali ini saya akan sedikit menjelaskan tentang makna asmaul husna yang keenam setelah nama ya quddusu, yaitu YA SALAM yang artinya wahai yang maha pemberi keselamatan.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhFDa0MB6Njl9P7F-ascCzSNXp_wxTgKN8g92g1vaqGNqKkza5qRf0dqgBhyrkNapBpainDL-E8OQWxVKxzvjYQccJ60LkdtrHFPm1hGALBpVi4pDNAjkmfXKDoT-CNhr-3ANjc8FIkGGv/s1600/ya+salaam.jpg)
Bismillah, lafadz salamun berasal dari kata dasar salaman yang artinya: selamat, nama katanya/shiggatnya ialahisim fail berpola faalun. Lalu ditambah al menjadi al salamu/assalamu yang artinya allah pemberi selamat, atau kalau dijadikan wirid dibaca ya salamu.
Arti ya salam diantaranya:
-Wahai yang maha selamat
-Wahai yang maha penyelamat
Penjelasan tentang ya salam (wahai yang maha selamat) ialah allah selamat dan dibersihkan dari aib dan segala kekurangan, karena dia maha sempurna, maha sakti, maha
indah, maha baik, tak ada yang serupa dan sebanding dengan allah, dia berdiri sendiri tidak memerlukan kepada yang lain/maha ada tidak memerlukan waktu dan tempat,
sehingga tidak boleh bertanya dimana siapa, dan seperti apa karena dia tidak ada awal dan akhirnya.
Pengertian tentang ya salam (wahai yang maha penyelamat) ialah allah lah penyelamat kita mahkluk baiik di dunia maupun di akhirat, barangsiapa yang di beri keselamatan
oleh allahmaka siapapun tak mampu memberi celaka, sebaliknya maka barangsiapa tidak mendapat keselamatan darinya, maka tak ada seorangpun yang mampu menolongnya.
cara mengambil faedah ya salam, ialah: kita harsus menjaga keimanan dan keyakinan kita kepada allahjanagan lemah ataua ragu-ragu, kita harus menjaga ibadah dengan
istiqomah dan ikhlas, dan kita harus menjaga ucapan, ucapkan yang baik dan tahan dari ucapan yang tidak baik, berdoalah selalu kepada allah dengan diiringi membaca ya
salam sebanyak-banyaknya dengan penuh penghayatan agar kita diselamatkan lahir batin kita di dunia dan akhiratnya.
Seperti kata guru saya yang mulia, syaikh uwa khoir affandi manonjaya tasikmalaya, barangsiapa terserang sakit lalu membaca/dibacakan ya salam sebanyak-banyaknya dan
rutin, jika belum ajalnya insya allah sembuh.
Demikian makna dan pengeartian dari asmaul husna ya salam, yang dapat saya jelaskan. Wallahu a'lam (hanya allah yang maha mengetahui).
Monday, 21 December 2015
Keutamaan Asmaul husna: YA QUDDUSU
Assalamualaikum wr.wb. segala puji kita panjatkan kehadirat allah swt dan kepada jungjungan kita nabi muhammad saw, dalam artikel kali ini saya akan sedikit menjelaskan tentang makna asmaul husna yang kelima setelah nama ya maliku, yaitu YA QUDDUSU yang artinya wahai yang maha suci.
Bismillah, Lafadz quddusun berasal dari kata qudsan (suci), nama kata/shigghatnnya isim fail arti sangat (mubalagoh) , mengikuti pola fu'ulun. Al-quddusu artinya allah maha suci, kalau dijadikan wiridan atau doa kita baca ya quddusu. Maksud dari maha suci dainataranya:
-Allah maha sempurna , jauh dari kata kekurangan.
-Allah tidak ada kehendak jahat/buruk dan tidak ada cela/aib.
-Allah tidak serupa dengan yang lain apapun dan siapapun mahkluk seluruh alam.
-Seluruh perintah dan larangannya tidak ada untuk allah semua untuk kepentingan hambanya.
Lafadz qudsan (suci) banyak juga untuk gelar mahkluk diantaranya:
-Malaikat jibril disebut roh kuddus (jiwa yang suci)
-Surga disebut hadhiroh (tempat yang suci)
-Palestina disebut baitil maqdis (rumah yang suci)
Kalau kita ingin hidup yang baik di dunia dan di akhirat maka kita harus mengakses sifat al-quddus diantaranya:
-Dalam beramal tunjukkan untuk mendapatkan ridho allah/harus ikhlas (murni untuk mendekatkan diri kepada allah)
-Bersihkan diri dari iri hati, bangga diri, sombong. buruk sangka kepada allah dan sesama kita, dendam, berdusta, menipu dll, jelasnya bersihkan diri dari yang jelek.
-Bersihkan mulut kita dari ghibah (menggunjing orang lain, berdusta, mengadu domba, memfitnah, mengolok-olok orang dll.
Cara mendapatkan pribadi yang suci lahir batin ialah:
-Harus mengkaji 2 macam ilmu yaitu: 1. Ilmu tauhid / ilmu tentang sifat-sifat allah, 2. Ilmu fiqih / ilmu tentang ibadah (pengabdian kepada allah) dan muamalat (hubungan sosial dengan sesama) dan mengamalkannya.
-Harus sering berkumpul atau bersilaturahmi dengan orang-orang shalih atau berkumpul di majelis dzikir.
-Harus berjiwa dermawan / ahli shodakoh.
-Harus rutin membaca ya quddusu sebanyak yang kita mampu dengan niat taqqorub (mendekatkan diri kepada allah) dengan penuh penghayatan.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai makna-makna asmaul husna ya quddusu, semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca, wassalamualaikum wr. wb.
Sunday, 20 December 2015
Keutamaan Asmaul husna: YA MALIKU
Assalamualaikum wr.wb. segala puji kita panjatkan kehadirat allah swt dan kepada jungjungan kita nabi muhammad saw, dalam artikel kali ini saya akan sedikit menjelaskan tentang makna asmaul husna yang keempat setelah nama ya rohiimu, yaitu YA MALIKU yang artinya wahai yang maha merajai/menguasai.
Bismillah, Lafadz malikun artinya yang merajai atau yang menguasai, berasal dari kata dasar mulkan yang artinya: kerajaan atau kekuasaan, nama katanya isim fail yang mengikuti pola failun, pengertian al maliku ialah:
Allah merajai atau menguasai langit dan bumi beserta penghuni keduanya, dia merajai manusia dan dia yang menguasai segala sesuatu, dia raja yang tidak dibatasi oleh waktu dan tempat, dia raja yang sempurna , yang sakti, yang kaya, maha adil, maha penyayang, maha bijaksana, maha melihat, maha maha mendengar maha tau dll. kita sebagai manusia harus selalu tenang, berharap dan berhati-hati menjaga tingkah laku kita karena mempunyai raja yang amat sempurna jauh dari segala kekurangan, yang tidak disifati tidur dan ngantuk, yang maha adil, pengasih, dan penyayang, tidak disifati buta dan tuli. Kita sebagai manusia harus senantiasa meminta bantuan kepadanya baik urusan dunia maupun akhirat, kita harus cinta dan takut kepadanya, karena dia mempunyai surga/ganjaran dan neraka, kita harus tunduk kepada undang-undangnya/perintah dan larangannya supaya kita damai, sejahtera, bahagia, dan selamat didunia dan akhirat. Segala kejahatan penganiayaan, kesewenang-wenangan manusia dan mahkluk lainnya akan diputuskan olehnya dengan adil, bijaksana dan penuh kasih sayang.
Seluruh para raja dan penguasa mereka dirajai dan dikuasai olehNYA , sebab itu kita tidak boleh takut dan berharap kepada mereka sama dengan kita diciptakan oleh allah, dimatikan, disehatkan, diuji, sakit olehNYA, awal akhirnya lemah, bodoh, buta, tuli, mereka para raja didunia dibatasi oleh waktu dan tempat, mereka akan dipinta pertanggung jawabannya oleh allah diakhirat tentang kepemimpinan mereka.
Wahai manusia jangan kau congkak dan sombong karena menjadi penguasa, kau akan disidang dimahkamanh agung diakhirat kelak, yang menjadi rakyat tidak menjadi penguasa janagn minder karena kita punya tuhan yang maha kaya, maha pemberi, maha mengawasi, yang kasih sayangnya menjangkau seluruh waktu dan tempat, kita manusia sudah ada bagiannya masing-masing, diberi kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kata guru kita (ulama) kalau kita ingin bersih hati, kaya dan punya kedudukan maka mintalah kepada allah dan bacalah YA MALIKU sebanyak-banyaknya dengan rutin dan penuh penghayatan insya allah akan berhasil dengan izin allah.
Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai asmaul husna YA MALIKU yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi pembaca wassalamualaikum wr. wb.
Keutamaan Asmaul husna: YA ROHIIMU
Assalamualaikum wr.wb. segala puji kita panjatkan kehadirat allah swt dan kepada jungjungan kita nabi muhammad saw, dalam artikel kali ini saya akan sedikit menjelaskan tentang makna asmaul husna yang ketiga setelah nama ya rohmanu, yaitu YA ROHIIMU yang artinya wahai yang maha penyayang.
Bismillah, Lafadz/kata ya rohiimu itu terdiri dari 2 kata yaitu: ya (wahai), dan rohiimu (penyayang). Kata rohimun berasal dari rohmat (sayang) nama katanya ialah isim fail (nama pelaku) mengikuti wajan/pola failun. Jika dibaca rohimun (bertanwin un, an atau in, maka lafadz itu disebut isim nakiroh). Nama atau pengertiannya bersifat umum tidak bisa ini atau itu, rohimun artinya penyayang, bisa manusia, binatang dan yang lainnya, pokoknya siapa saja yang penyayang bisa disebut rohimun tetapi apabila sudah ditambah dengan al atau ya maka akan menjadi isim makrifat (nama yang sudah ditentukan sehingga bisa ditunjuk ini dan itu).
Contoh: Baiun artinya rumah, ini adalah isim nakiroh, albaitu: ini/itu rumah dll. Contoh yang sedang saya bahas lafadz rohimun(penyayang) ini isim nakiroh, lalu kita tambah al menjadi al rohiimu (arrohiimuu) artinya: Allah yang maha penyayang.
Catatan: Di dalam bahasa arab, satu kata tidak boleh ada tanwin dan al secara bersamaan jadi mesti pilih salah satu dari keduanya karena tanwin menunjukkan nakiroh (arti umum) sedangkan al menunjukkan makrifat (arti khusus) tak mungkin nakiroh dan makrifat bersamaan dalam satu kata. Kalau isim /kata nama/benda ditambah ya maka isim itu disebut munada (yang di panggil), jadi rukun/asas munada ada 3 yaitu:
1. Ya (wahai) namanya harfun nida / kata panggil
2. Munadi yang memanggil
3. Munada yang dipanggil
Contoh: Ya rohimu wahai (allah) yang maha penyayang, kita yang memanggil /menyeru disebut munadi, allah yang diserunya yaitu lafadz rohimu disebut munada, dan lafadz yang disebut harfun nida/ kata seru.
Bahasan kali ini kita bahas 2 hal saja yaitu munada dan munadi..
1.MUNADA / yang diseru adalah allah yang maha penyayang, sifat sayangnya diberikan khusus kepada orang beriman saja, baik didunia maupun diakhirat, sifat kasih/rohman dan sifat sayang/rohim didunia hanya 1% sedangkan di akhirat 99%, kalau kita menginginkan kedua sifat tersebut syaratnya ada 2 yaitu:
-Iman: artinya percaya/membenarkan dan meyakini didalam hati kepada allah dengan segala sifat kesempurnaanya dengan keyakinan yang kuat (tidak ragu-ragu dan tidak berubah selama hayat masih di kandung badan)
dan dengan keyakinan yang benar (sesuai dengan keyakinan yang benar (sesuai dengan al-qur'an dan hadist nabi muhammad saw dengan pemahaman ulama yang makrifat kepada allah dan mengamalkan ilmunya)
-Taqwa: artinya melaksanakan segala perintah allah dan menjauhi segala larangan allah disertai ikhlas (semata hanya ditunjukkan kepada allah) dan disertai dengan istiqomah (terus menerus sampai mati).
-Rutin: mewiridkan ya rohman, ya rohim, sambil penuh penghayatan meminta agar kita selalu dikasih sayangi oleh allah didunia maupun diakhirat nanti.
2.MUNADI artinya orang yang memanggil, kita memanggil allah jangan beranggapan allah jauh, padahal dia maha dekat dengan kita, dia maha tau isi hati kita, dia melihat kita dan perbuatan kita, dia memberi nafas gratis dll. Jangan juga beranggapan bahwa allah tidak tau keperluan kita, padahal dia maha tau, adil, bijaksana, maha kuasa, maha kaya dll. Tetapi niat untuk lebih taqqorub (mendekatkan diri kepadanya dan menunjukkan ketaatan kepadanya).
Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai asmaul husna ya rohiimu, semooga artikel ini bermanfaat bagi pembaca. walaikumsalam wr. wb
Friday, 18 December 2015
Keutamaan Asmaul husna: YA ROHMAN
Assalamualaikum wr. wb. segala puji kita panjatkan kehadirat allah swt dan kepada jungjungan kita nabi muhammad saw, dalam artikel kali ini saya akan sedikit menjelaskan tentang makna-makna asmaul husna yang ke 2 setelah nama allah yaitu YA ROHMAN yang artinya wahai yang maha pengasih..
Bismillah, lafadz rohmanun yakni berasal dari kata dasar rohmatun yang artinya: kasih, lafadz rohmanun apabila ditambah alif dan lam'al maka dibaca al rohmanu, lalu al dimasukkan ke dalam huruf ro dibaca arrohmanu.
bila kita jadikan wirida atau mau berdoa maka harus diberi kata panggil / harfun nida yaitu: ya artinya wahai, sehingga dibaca ya rohmanu yang artinya: wahai yang maha pengasih. Lafadz rohmanu shiggat atau nama katanya adalah isim fail yang artinya: nama pelaku atau nama yang bersifat, karena arti dari ya rohmanu adalah: wahai dzat yang maha pengasih, jadi lafadz tersebut menunjukkan 2 unsur yaitu:
-Menunjukkan dzat pelaku yaitu dzat allah
-Menunjukkan sifatnya yaitu rohmat /sifat kasihnya
Sifat kasihnya allah berlaku untuk didunia dan diakhirat, didunia ini allah memberikan sifat kasihnya kepada seluruh mahkluk yang ada didunia seperti manusia yang beriman dan yang kafir, orang taat atau durhaka, setan, hewan atau tumbuhan dll. Sedangkan diakhirat sifat kasihnya allah hanya diberikan kepada orang yang beriman.
Diantara sifat kasihnya allah didunia adalah:
-Ilmu, siapa saja mahkluk allah pasti diberikan ilmu.
-Makanan, minuman, kendaraan dan tempat tinggal.
-Jodoh, kesehatan, obat-obatan, kenikmatan, keturunan, tatanan kehidupan dll.
-Keyakinan, bisa taat, ketenanganhati dll.
Menurut sebagian orang pintar/ulama sifat rohman hanya untuk didunia dan jumlahnya hanya 1% tetapi tidak habis-habis dan rasanya berbeda-beda. Kalau kita ingin dikasihi oleh allah atau sesama mahkluknya maka nama tersebut harus dirutinkan dibaca dijadikan wiridan harian, dibaca sebanyak-banyaknya. Cara membacanya YA ROHMAN.
Sekian yang dapat saya sampaikan tentang makna dan amalan asmaul husna YA ROHMAN, semoga kita selalu dikasihi oleh allah didunia maupun diakhirat.
Billahi taufik wal hidayah wassalamualaikum wr. wb.
Wednesday, 16 December 2015
Makna asmaul husna: YA ALLAH
Assalamualaikum wr.wb. segala puji kita panjatkan kehadirat allah swt dan kepada jungjungan kita nabi muhammad saw, dalam artikel kali ini saya akan sedikit menjelaskan tentang makna-makna asmaul husna yang mana pada artikel sebelumnya saya telah janjikan.
1. YA ALLAH artinya wahai allah, lafadz allah ini mempunyai beberapa nama diantaranya ialah:
-Ismul makbud bil haq, artinya nama/dzat yang berhak disembah. maksudnya bila kita enyembah allah adalah haq (benar) tetapi bila menyembah selain allah adalah bathil (tidak benar). Menyembah/ibadah ialah melaksanakan perintah allah disertai rasa cinta kepadanya dan meninggalkan larangannya disertai rasa takut kepadanya. Kenapa perintah allah harus dikerjakan? Jawabnya karena kebaikan dan ganjaran akhirat untuk kita. Kenapa larangan allah harus kita tinggalkan? karena keburukan dan siksaan dunia akhirat untuk kita.
-Ismun lirobbissamai wal ardhi, artinya Nama untuk pencipta langit dan bumi (alam semesta).
-Ismun lirobbil alamin, artinya nama untuk pencipta dan pengatur seluruh alam. Alam ialah segala sesuatu yang selain allah.
-Ismun jalalah, artinya nama yang agung dan mulia, sehingga tidak boleh dan tidak ada seorangpun yang diberi nama allah.
-Sayyidul asma, artinya pimpinan nama dari seluruh asmaul husna.
Diantara keistimewaan lafadz allah berdasarkan perintah allah dalam firmannya (al-qur'an) ialah
-Kita diperintah untuk selalu menyebut nama allah dalam hati dan mengingat di dalam fikiran terus menerus, jika lupa sebut lagi jika lupa sebut lagi, dan yang melupakannya adalah setan yang menguasai hati kita dengan bisikannya agar kita senantiasa lupa terhadapNYA.
-Kita disuruh menyebutnya sebanyak-banyaknya.
-Kita disuruh berdoa (meminta kebutuhan baik urusan dunia ataupun akhirat) dengan menyebut lafadz allah sebelum berdoa sebanyak-banyaknya lalu berdoa.
-Menurut hadist tidak akan terjadi kiamat selagi di dunia masih banyak yang menyebut nama allah.
Satu-satunya dari asmaul husna lafadz yang digunakan pada kalimat syahadat yaitu lafadz allah, bukti-bukti yang sangat akurat tentang keberadaan allah adalah:
-Orang-orang yang mengabarkannya sangat banyak diantaranya 124.000 nabi dan rasul allah, orang yang sebegitu banyaknya serta mereka mengharamkan bohong, maka mustahil mereka dusta tentang apa yang dikabarkan oleh mereka
-Kalau kita berdoa suka dikabulkan itu juga sebagai bukti bahwa allah itu ada karena jika allah tidak ada sangat mustahil doa kita dikabulkan.
Diantara khasiat lafadz allah menurut pengalaman orang-orang shalih jika kita punya hajat (kebutuhan) lalu kita membaca lafadz ya allah sebanyak 5000 kali maka insya allah hajatnya akan dikabulkan allah, dengan syarat:
1. Semata-mata niat ibadah (mendekatkan diri kepada allah)
2. Rutinkan diwiridkan lafadz ya allah dengan konsentrasi, dan lakukan sampai di kabul hajatnya..
Demikianlah makna dan amalan-amalah mengenai asmaul husna YA ALLAH yang dapat saya sampaikan, semoga artikel ini bermanfaat khususnya bagi pembaca dan umumnya bagi saya, dan semoga kita dapat mengamalkan amalannya agar senantiasa kita disayangi oleh allah dan dijauhan dari adzab allah.
Kurang lebihnya saya mohon maaf, bila ada pertanyaan silahkan tulis di komentar.
Terima kasih wassalamualaikum wr. wb.
Thursday, 10 December 2015
Sejarah nabi muhammad SAW
Dalam artikel ini say akan sedikit menjelaskan tentang kisa sejarah perjalanan hidup baginda nabi muhammad SAW.
Sejarah Perjalanan Hidup Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam
Sejarah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam - Bagaimana sejarah hidup Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam ? di artikel kali ini akan dijelaskan mengenai suri tauladan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, kekasih ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala dan pemimpin seluruh umat Islam. mulai dari sifat-sifat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam hingga kisah hidup beliau yang patut kita contoh.
Nabi Muhammad Merupakan penutup para rasul Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan sebaik baik manusia di muka bumi. banyak sekali sunnah sunnah nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam yang bisa kita amalkan di kehidupan sehari-hari. tntu kisah hidup nabi Muhammad tidak mudah dan dipenuhi dengan perjuangan, nah bagaimana ringkasan sejarah dan perjalanan semasa hidup beliau. simak ulasannya dibawah ini. kami ringkas dari berbagai sumber secara detail dan lengkap.
Sejarah Perjalanan Hidup Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam
Sejarah singkat perjalanan hidup Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam :
- Nama : Muhammad bin Abdullah
- Kelahiran : Mekah, tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah
- Abdullah (ayahnya) meninggal sebelum Muhammad terlahir
- Umur 6–8 tahun Muhammad dibesarkan kakeknya, Abdul Muthalib
- Kemudian dibesarkan pamannya, Abu Thalib
- Atas kejujurannya, Muhammad mendapat gelar Al Amin (dapat dipercaya)
- Usia 13 tahun mulai berbisnis, menemani Abu Thalib berdagang ke ke Syam
- Usia 25 tahun menikah dengan Siti Khadijah binti Khuwailid
- Muhammad muda pernah berhasil mendamaikan pertikaian antar kabilah
- Usia 40 tahun pertama kali menerima wahyu dan diangkat menjadi Rasulullah
- Kemudian melakukan dakwah diam-diam selama 3 tahun di Mekah
- Dilanjutkan dengan berdakwah secara terang-terangan selama 10 tahun
- Dakwah nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam ditentangn oleh kaumnya sendiri, Quraisy
- Hijrah ke Madinah setelah 13 tahun berdakwah di Mekah
- Setelah haji wada (10 H) kesehatan nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam mulai menurun
- Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir
Kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam :
- Dari kitab As-Sirah al-Halabiyah diriwayatkan sebuah hadits bahwa Nabi lahir pada hari Senin
عن قتادة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سُئل عن يوم الإثنين فقال : ذلك يوم ولدت فيه .
Artinya: Dari Qatadah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam pernah ditanya tentang hari Senin. Nabi berkata: Itu adalah hari aku dilahirkan.
- Al-Bairuni dalam kitab Al-Irsyad mengutip sebuah hadits
أن النبي سُئل عن يوم الإثنين فقال : هذا يوم ولدت فيه ، وبعثت فيه ، وأنزل عليّ فيه ، وهاجرت فيه
Artinya: Nabi pernah ditanya tentang hari Senin. Nabi menjawab: Hari Senin adalah hari aku lahir, diutus sebagai Rasul, turunnya Quran dan hijrahku ke Madinah.
- Syamsuddin bin Salim dalam kitab Al-Ja'far al-Kabir menyatakan
وقد صحّ أن النبي ولد في شهر ربيع الأول في العشرين من نيسان عام الفيل وفي عهد كسرى أنو شروان
Artinya: Adalah sahih (pendapat) bahwa Nabi lahir pada bulan Rabiul Awal tanggal 20 tahun Gajah pada masa kaisar Anu Syarwan.
- Ibnul Amid dalam kitab Mukhtashar at-Tarikh menyatakan
أن النبي ولد ببطحاء مكة في الليلة المسفرة عن صباح يوم الإثنين لثمان خلون من ربيع الأول ، يوافقه من شهور الروم الثاني والعشرين من نيسان سنة 882 للإسكندر
Artinya: bahwa Nabi lahir di Bat'ha, Makkah pada malam dari paginya hari Senin tanggal 8 Rabiul Awal bertepatan dengan bulan Romawi tanggal 22 April tahun 882 tahun Alexander atau tahun 571 masehi.
Wafat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam :
- As-Suhaili dalam kitab Ar-Raud al-Anf menyatakan وَاتّفَقُوا أَنّهُ تُوُفّيَ - صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ - يَوْمَ الِاثْنَيْنِ إلّا شَيْئًا ذَكَرَهُ ابْنُ قُتَيْبَةَ فِي الْمَعَارِفِ الْأَرْبِعَاءِ قَالُوا كُلّهُمْ وَفِي رَبِيعٍ الْأَوّلِ غَيْرَ أَنّهُمْ قَالُوا ، أَوْ قَالَ أَكْثَرُهُمْ فِي الثّانِي عَشَرَ مِنْ رَبِيعٍ وَلَا يَصِحّ أَنْ يَكُونَ تُوُفّيَ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ إلّا فِي الثّانِي مِنْ الشّهْرِ أَوْ الثّالِثَ عَشَرَ أَوْ الرّابِعَ عَشَرَ أَوْ الْخَامِسَ عَشَرَ لِإِجْمَاعِ الْمُسْلِمِينَ عَلَى أَنّ وَقْفَةَ عَرَفَةَ فِي حَجّةِ الْوَدَاعِ كَانَتْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَهُوَ التّاسِعُ مِنْ ذِي الْحَجّةِ فَدَخَلَ ذُو الْحَجّةِ يَوْمَ الْخَمِيسِ فَكَانَ الْمُحَرّمُ إمّا الْجُمُعَةُ وَإِمّا السّبْتُ فَإِنْ كَانَ الْجُمُعَةُ فَقَدْ كَانَ صَفَرٌ إمّا السّبْتُ وَإِمّا الْأَحَدُ فَإِنْ كَانَ السّبْتُ فَقَدْ كَانَ رَبِيعٌ الْأَحَدَ أَوْ الِاثْنَيْنِ وَكَيْفَا دَارَتْ الْحَالُ عَلَى هَذَا الْحِسَابِ فَلَمْ يَكُنْ الثّانِي عَشَرَ مِنْ رَبِيعٍ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ بِوَجْهِ وَلَا الْأَرْبِعَاءَ أَيْضًا كَمَا قَالَ الْقُتَبِيّ وَذَكَرَ الطّبَرِيّ عَنْ ابْنِ الْكَلْبِيّ وَأَبِي مِخْنَفٍ أَنّهُ تُوُفّيَ فِي الثّانِي مِنْ رَبِيعٍ الْأَوّلِ وَهَذَا الْقَوْلُ وَإِنْ كَانَ خِلَافَ أَهْلِ الْجُمْهُورِ فَإِنّهُ لَا يُبْعَدُ أَنْ كَانَتْ الثّلَاثَةُ الْأَشْهُرُ الّتِي قَبْلَهُ كُلّهَا مِنْ تِسْعَةٍ وَعِشْرِينَ فَتَدَبّرْهُ فَإِنّهُ صَحِيحٌ وَلَمْ أَرَ أَحَدًا تَفَطّنَ لَهُ وَقَدْ رَأَيْت لِلْخَوَارِزْمِيّ أَنّهُ تُوُفّيَ عَلَيْهِ السّلَامُ فِي أَوّلِ يَوْمٍ مِنْ رَبِيعٍ الْأَوّلِ وَهَذَا أَقْرَبُ فِي الْقِيَاسِ بِمَا ذَكَرَ الطّبَرِيّ عَنْ ابْنِ الْكَلْبِيّ وَأَبِي مِخْنَفٍ
Pada waktu umat manusia dalam kegelapan dan suasana jahiliyyah, lahirlah seorang bayi pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah di Makkah. Bayi yang dilahirkan bakal membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban manusia. Bapa bayi tersebut bernama Abdullah bin Abdul Mutallib yang telah wafat sebelum baginda dilahirkan iaitu sewaktu baginda 7 bulan dalam kandungan ibu. Ibunya bernama Aminah binti Wahab. Kehadiran bayi itu disambut dengan penuh kasih sayang dan dibawa ke ka'abah, kemudian diberikan nama Muhammad, nama yang belum pernah wujud sebelumnya.
Selepas itu Muhammad disusukan selama beberapa hari oleh Thuwaiba, budak suruhan Abu Lahab sementara menunggu kedatangan wanita dari Banu Sa'ad. Adat menyusukan bayi sudah menjadi kebiasaan bagi bangsawan-bangsawan Arab di Makkah. Akhir tiba juga wanita dari Banu Sa'ad yang bernama Halimah bin Abi-Dhuaib yang pada mulanya tidak mahu menerima baginda kerana Muhammad seorang anak yatim. Namun begitu, Halimah membawa pulang juga Muhammad ke pedalaman dengan harapan Tuhan akan memberkati keluarganya. Sejak diambilnya Muhammad sebagai anak susuan, kambing ternakan dan susu kambing-kambing tersebut semakin bertambah. Baginda telah tinggal selama 2 tahun di Sahara dan sesudah itu Halimah membawa baginda kembali kepada Aminah dan membawa pulang semula ke pedalaman.
Perkawinan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam dengan Siti Khadijah :
Hubungan perdagangan antara Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam dengan Siti Khadijah akhirnya diteruskan ke jenjang perkawinan. Rupanya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghendaki demikian, karena ada banyak hikmah di balik itu. Dalam suatu upacara yang sederhana, dilangsungkannya akad nikah diantara keduanya, suatu pernikahan yang telah menorah lembaran sejarah islam. Ketika itu, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam berusia 25 tahun, sementara Siti Khadijah telah berusia hamper 40 tahun. Pernikahan ini membuahkan empat anak putri dan dua orang putra, masing-masing Zainab, Ruqayyah, Ummu Kaltsum, Fatimah, Qasim dan Abdullah. Tetapi, atas kehendak Allah Subhanahu Wa Ta’ala, kedua anak laki-laki beliau wafat ketika masih kanak-kanak.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam Diangkat Menjadi Seorang Rasul :
Selama hidup bersama Siti Khadijah, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam merasa bahagia dan tentaram. Meskipun kaya-raya, Siti Khadijah tidak pernah menampakkan keangkuhan dihadapan suaminya itu, bahkan ia amat merendakan hatinya. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam sering kali pergi ber-tahannuts ( menyendiri dan beeribadah) di Gua HIra, kira-kira 10 km jaraknya dari kota Makkah. Beliau biasa berdiam diri di gua itu selam beberapa hari, kemudian pulang kembali setelahnya.
Suatub ketika saat beliau sedang berdiam di Gua HIra, tiba-tiba dating maliakat Jibril melingkupinya seraya berkata : “Bacalah!” Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menjawab sambil bergetar: “Aku tidak bisa membaca.” Jibril berkata lagi: “Bacalah!”” kembali Nabi Muhammad menjawab: “Aku tidak bisa membaca.” Untuk ketiga kalinya, Jibril berkata lagi: “Bacalah!” Dan lagi-lagi Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menjawab : “Aku tidak bisa membaca.”
Maka, berkatalah Jibril kemudian, seperti yang disebutkan dalam AL-Qur’an :
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq : 1-5)
Setelah itu Jibril menghilang. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam merasa amat ketakutan. Beliau segera meninggalkan gua itu dan kembali pulang sambil bergetar badannya. Sampai di rumah, dia berkata kepada istrinya : “Selimuti aku, selimuti aku, selimuti aku.” Khadijah hyang prihatin atas keadaan suaminya itu segera menidurkan nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam dan menyelimutinya seraya menenangkan hatinya. Setelah beristirahat beberapa saat, nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam lalu menceritaka kejadian yang dialaminyabitu kepada istrinya. Mendengar cerita suaminya, Siti Khadijah kemudian berkata : “Wahai Muhammad, tenangkanlah hatimu. Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakanmu, sebab engkau adalah orang yang suka menolong, jujur, dan senantiasa menyambung tali persaudaraan.”
Siti Khadijah kemudian membawa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam kepada sepupunya yang bernama Waraqah bin Naufal, seorang ahli kitab yang benyak mempelajari Taurat dan Injil. Mendengar kisah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, Waraqah kemudian berkata : “Sesungguhnya suamimu ini adalah calon Nabi dan Rasul Allah. Telah dsatang kepadanya malaikat Jibril yang juga pernah dating kepada Musa as dan Isa as.
Cara Berdakwah Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam :
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam di kala mengasingkan diri di Gua Hira dengan perasaan cemas dan khawatir tiba-tiba terdengan suara dari langit, beliau menengadah tampak malaikat jibril. Beliau menggigil, ketakutan dan pulang minta kepada isterinya untuk menyelimutinya. Dalam keadaan berselimut itu datang Jibril menyampaikan wahyu yang ke dua yaitu surat Al Muddatsir (QS. Al Muddatsir 1-7).
Dengan turunnya wahyu ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam mendapat tugas untuk menyiarkan agama Islam dan mengajak umat manusia menyembah Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
1). Menyiarkan Agama Islam Secara Sembunyi-Sembunyi
Setelah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menerima wahyu kedua mulailah beliau dakwah secara sembunyi-sembunyi dengan mengajak keluarganya dan sahabat-sahabat beliau seorang demi seorang masuk Islam.
Orang-orang yang pertama-tama masuk Islam adalah:
a). Siti Khadijah (Istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam)
b). Ali Bin Abi Thalib (Paman Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam)
c). Zaid Bin Haritsah (Anak angkat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam)
d). Abu Bakar Ash-Shidiq (Sahabat Dekat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam)
2). Menyiarkan Agama Islam Secara Terang-Terangan
Tiga tahun lamanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam dakwah secara sembunyi sembunyi dari satu rumah ke rumah lainnya. Kemudian turun surat Al Hijr: 94 (QS. Al Hijr: 94). Artinya”Maka sampaikanlah secara terang-terangan segala apa yang telah diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik (QS. Al Hijr : 15). Dengan turunnya ayat ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menyiarkan dakwah secara terang-terangan dan meninggalkan cara sembunyi-sembunyi. Agama Islam menjadi perhatian dan pembicaraan yang ramai dikalangan masyarakat Makkah. Islam semakin meluas dan pengikutnya semakin bertambah.
Sifat-sifat yang dimiliki Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam :
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam mempunyai sifat-sifat yang baik dan sempurna sebagai panutan umat Muslim di seluruh dunia yaitu:
1). Siddiq
Siddiq artinya jujur dan sangat tidak mungkin Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersifat bohong (kidzib) Rasulullah sangat jujur baik dalam pekerjaan maupun perkataannya. Apa yang dikatakan dan disampaikan serta yang diperbuat adalah benar dan tidak bohong. Karena akhlak Rasulullah adalah cerminan dari perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2). Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Sangat tidak mungkin Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersifat Khianat atau tidak dapat dipercaya. Rasulullah tidak berbuat yang melanggar aturan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan dalam membawakan risalah sesuai dengan petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mengadakan penghianatan terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala maupun kepada umatnya.
3). Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam sangat tidak mungkin untuk menyembunyikan (kitman). Setiap wahyu dari Allah disampaikan kepada umatnya tidak ada yang ditutup- tutupi atau disembunyikan walaupun yang disampaikan itu pahit dan bertentangan dengan tradisi orang kafir. Rasulullah menyampaikan risalah secara sempurna sesuai dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
4). Fathonah
Fathonah artinya cerdas. Sangat tidak mungkin Rasul bersifat baladah atau bodoh. Para Rasul semuanya cerdas sehingga dapat menyampaikan wahyu yang telah diterima dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasul adalah manusia pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala maka sangat tidak mungkin Rasul itu bodoh. Apabila bodoh bagaimana bisa menyampaikan wahyu Allah.
Fizikal Nabi ( penampilan fisik Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam ) :
Telah dikeluarkan oleh Ya'kub bin Sufyan Al-Faswi dari Al-Hasan bin Ali ra. katanya: Pernah aku menanyai pamanku (dari sebelah ibu) Hind bin Abu Halah, dan aku tahu baginda memang sangat pandai mensifatkan perilaku Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, padahal aku ingin sekali untuk disifatkan kepadaku sesuatu dari sifat beliau yang dapat aku mencontohinya, maka dia berkata:
Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam itu seorang yang agung yang senantiasa diagungkan, wajahnya berseri-seri layak bulan di malam purnamanya, tingginya cukup tidak terialu ketara, juga tidak terlalu pendek, dadanya bidang, rambutnya selalu rapi antara lurus dan bergelombang, dan memanjang hingga ke tepi telinganya, lebat, warnanya hitam, dahinya luas, alisnya lentik halus terpisah di antara keduanya, yang bila baginda marah kelihatannya seperti bercantum, hidungnya mancung, kelihatan memancar cahaya ke atasnya, janggutnya lebat, kedua belah matanya hitam, kedua pipinya lembut dan halus, mulutnya tebal, giginya putih bersih dan jarang-jarang, di dadanya tumbuh bulu-bulu yang halus, tengkuknya memanjang, berbentuk sederhana, berbadan besar lagi tegap, rata antara perutnya dan dadanya, luas dadanya, lebar antara kedua bahunya, tulang belakangnya besar, kulitnya bersih, antara dadanya dan pusatnya dipenuhi oleh bulu-bulu yang halus, pada kedua teteknya dan perutnya bersih dari bulu, sedang pada kedua lengannya dan bahunya dan di atas dadanya berbulu pula, lengannya panjang, telapak tangannya lebar, halus tulangnya, jari telapak kedua tangan dan kakinya tebal berisi daging, panjang ujung jarinya, rongga telapak kakinya tidak menyentuh tanah apabila baginda berjalan, dan telapak kakinya lembut serta licin tidak ada lipatan, tinggi seolah-olah air sedang memancar daripadanya, bila diangkat kakinya diangkatnya dengan lembut (tidak seperti jalannya orang menyombongkan diri), melangkah satu-satu dan perlahan-lahan, langkahnya panjang-panjang seperti orang yang melangkah atas jurang, bila menoleh dengan semua badannya, pandangannya sering ke bumi, kelihatan baginda lebih banyak melihat ke arah bumi daripada melihat ke atas langit, jarang baginda memerhatikan sesuatu dengan terlalu lama, selalu berjalan beriringan dengan sahabat-sahabatnya, selalu memulakan salam kepada siapa yang ditemuinya.
Berikut tadi sedikit kisah mengenai Sejarah Lengkap Perjalanan Hidup Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam . semoga artikel ini bermanfaat dan semoga kita dikumpulkan bersama beliau di akhirat kelak, amin ...
Wednesday, 9 December 2015
Islam dalam Uluhiyah, Ubudiyah, Muamalah, Muasyarah dan Akhlak
Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, keluarga, para sahabat dan seluruh kaum muslimin yang senantiasa berpegang teguh pada sunnah Beliau sampai hari kiamat
Islam dalam Uluhiyah, Ubudiyah, Muamalah, Muasyarah dan Akhlak
Segala Puji hanya milik Dzat yang Maha Mulia, yang ditangan-Nya tergenggam nyawa-nyawa seluruh mahluk semesta alam..yang Maha Kekal sebelum segala sesuatunya ada, dan akan tetap Kekal setelah segala sesuatunya tiada.Kita memuji, memohon pertolongan dan meminta ampunanNya.Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan dan keburukan amal perbuatan kita.
Shalawat dan Salam kepada Baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, Kekasih Allah juga para ahlul bait dan para sahabat2 beliau yang kita sebagai ummatnya, saudara seIman mereka di masa sekarang ini belum pernah melihatnya tapi tetap merasakan kehadirannya dan senantiasa merindukan perjumpaan dengannya.
Saudaraku seiman yang saya cintai, tiada suatu hal lain yang menjadi tujuan kita hidup didunia ini jika bukan untuk mencari hakekat bagaimana dalam kehidupan ini kita bisa bahagia.
Tidak ada satu mahlukpun didunia ini yang tidak mencari kebahagian, baik mereka yang hidup di pelosok desa hingga ke taraf kehidupan gemerlapnya kota yang seakan-akan tidak pernah berhenti beraktivitas.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengutus kiekasihNya Baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam semata-mata untuk mengajarkan kita mengenal siapa yang berada dibalik terciptanya seluruh jagad raya ini dan juga bagaimana kita hidup sesuai dengan tata cara hidup yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala inginkan.
Seorang ilmuwan yang menciptakan sebuah penemuan (Anggaplah mobil) maka ia pasti dan pasti mengetahui bagaimana mesin bisa berjalan, bagaimana cara perawatannya dan apa-apa hal yang bisa menyebabkan penemuannya ini mengalami kerusakan.
Maka orang yang pandai akan menggunakan penemuan (Mobil) ini sesuai dengan buku panduan atau petunjuk yang diberikan sang Ilmuwan.
Begitupula dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, tidak ada yang lebih mengenal diri kita selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena Dialah yang telah menciptakan kita.
"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa" (QS. Al Baqarah :21)
Maka apabila ada mahluk yang mencari kebahagian diluar petunjuk Allah maka pasti dan pasti dia tidak akan bahagia, malah mungkin dia akan sengsara dan binasa di dunia yang sementara terlebih lagi di akhirat selama-lamanya.
Tapi berbeda dengan manusia, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan mahluk tapi Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak butuh kepada mahlukNya. Manusia menciptakan mobil karena berhajat kepada mobil untuk transportasi, manusia menciptakan kulkas karena berhajat ingin mendinginkan dan mengawetkan makanan, manusia menciptakan rumah karena berhajat terhindar dari panas dan hujan.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan mahluk tetapi sedikitpun Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak berhajat kepada mahlukNya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala hanya ingin kita mengenalNya, mengetahui sifat-sifatNya sampai setiap waktu dalam hidup kitapun Allah Subhanahu Wa Ta’ala ingin selalu kita dekat denganNya, ingin kita selalu menyanjungNya, memuliakanNya walau sebenarnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak butuh itu semua.
Dikisahkan seorang Ulama yang senantiasa berdzikir memuji Allah suatu ketika ditanya oleh santrinya.
"Ya Syeh mengapa engkau sering sekali memuji Allah? untuk apa sebenarnya??"
Maka sang Guru pun tiba-tiba langsung memuji-muji muridnya.
"Masya Allah engkau ini murid yang pandai, teladan, sopan tutur kata dan santun dalam bertindak"
Maka sang muridpun senang bukan kepalang dipuji oleh gurunya.
tapi tiba-tiba sang guru kemudian berbalik lagi memaki-maki sambil mengatakan.
"Kamu ini murid yang bodoh dan pemalas, tidak tahu bersyukur dan juga tidak tahu diri"
Spontan saja sang murid langsung marah dan merah padam wajahnya, selang berapa waktu maka sang gurupun menjelaskan.
"Begitupula dengan Allah, apabila kita senantiasa menyanjung dan memuliakan nama-Nya maka ia akan senang kepada hamba-Nya.
Tujuan kita hidup didunia ini semata-mata untuk memancing Redho Allah Subhanahu Wa Ta’ala, bagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa sayang kepada kita, sampai ibadah yang kita lakukan setiap saatnyapun tiada lain hanya bertujuan untuk memancing Rahmat dan Redho-Nya dan dengan Rahmat dan Redho-Nya inilah Allah Subhanahu Wa Ta’ala memasukkan kita kedalam surga-Nya.
Dalam berMuamalah apabila seorang yang paham agama dan ada Iman dalam dirinya maka setiap hal yang ia lakukanpun juga bertujuan untuk memancing Redho Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan menjadi asbab hidayah bagi sesama mahluk-Nya
Seperti halnya seorang dokter ketika ada pasien yang mengeluh akan sakit yang didertianya, apabila ia orang yang paham agama dan ada amal-amal agama dalam hidupnya maka solusi yang diberikannya pun jadi asbab hidayah,
"Masya Allah sakit tuan ini tidak seberapa, mungkin penyakit tuan ini disebabkan karena tuan ini jarang shalat berjamaah, In sya Allah ana berikan resep tapi bukan obat ini yang menyembuhkan, yang menyembuhkan adalah Allah, obat ini hanya asbab saja untuk melihat kesungguhan tuan dan sebagai kafarat penebus dosa-dosa tuan, In sya Allah tuan minum sebelum Shalat subuh, sebelum shalat dzuhur dan setelah sholat isya"
Dokter yang ada amal-amal agama maka ia akan senantiasa mengingatkan sesamanya, belaku jujur, lemah lembut dan menjadi asbab hidayah bagi sesama mahluk. Karena secara tidak langusung ia mengajarkan tauhid kepada si pasien dan mengingatkan ia untuk bangun shalat subuh dan juga waktu shalat lainnya dan diamalkan secara berjamaah.
Dan begitupula seterusnya dengan berbagai profesi yang kita geluti, bila kita ada Iman dalam diri kita dan ada amal-amal agama maka spontan/tanpa sengaja akan mempengaruhi sikap kita dalam memberi solusi kepada orang lain.
Dalam muasyarahpun orang yang ada amal-amal agama dalam hidupnya maka akan menjadikan ia orang yang senantiasa disenangi orang-orang disekililingnya.
Islam adalah agama fitrah yang memperhatikan hak-hak yang berhubungan dengan asasi seseorang atau masyarakat. Agama yang mengatur hubungan hamba dengan Rabbnya dan hubungan antar hamba dengan keserasian dan keselarasan yang sempurna. Diantara hubungan antar hamba yang diatur dan diperhatikan, Islam adalah hubungan bertetangga, karena hubungan bertetangga termasuk hubungan kemasyarakatan yang penting yang dapat menghasilkan rasa saling cinta, kasih sayang dan persaudaraan antar mereka. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam sangat memperhatikan hal tersebut.
“Dari Abu Dzar beliau berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam telah berwasiat kepadaku, jika kamu memasak kuah daging maka perbanyak kuahnya kemudian lihat keluarga tetanggamu dan berikanlah sebagian kepada mereka.”
“Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”. (QS. An Nisaa’:36)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda:
"Seseorang beriman yang kedatangan tamu kemudian memandang muka tamu tersebut dengan wajah berseri-seri, niscaya diharamkan jasadnya masuk neraka oleh Allah."
Dan hasil akhir dari semua sifat-sifat yang ada dalam Uluhiyah, Ubudiyah, Muamalah dan Muasyarah akan tercipta Akhlak mulia bagi seorang muslim, yang apabila dalam keramaian ataupun dalam kesendiriannya ia takut akan Allah dan dari ketakutannya itu maka timbullah sifat Tawadhu',
Sifat yang sayang akan semua mahluk ciptaan-ciptaan Allah, bukan karena mencintai mahluk tapi karena memandang dan mencintai yang menciptakan mahluk tersebut.
Dari Abdullah bin Amru: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. bersabda: "Orang yang mengasihi akan dikasihi oleh yang Maha Pengasih. Kasihilah siapapun yang di atas bumi, maka engkau akan dikasihi yang ada dilangit " (HR. Tirmidzi).
Betapa cintanya Rasulullah kepada Allah, bahkan beliau tidak tega jika ada mahluk Allah yang menginjak paku dijalan hingga beliau menyatakan
"Iman itu ada tujuh puluh lebih atau enam puluh lebih macamnya, yang paling baik adalah mengatakan tiada ilah selain Allah, dan yang terendah adalah rnernungut adza (halhal yang rnembahayakan pejalan) dari jalan; dan malu adalah bagian dari pada iman". (HR. Muslim).
Saudaraku seiman, mungkin saya sendiri yang memposting catatan ini belum sepenuhnya mengamalkan apa yang saya da'wahkan, tapi saya berdo'a kepada Allah semoga saya dan kita semua senantiasa diberikan kekuatan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk senantiasa taat kepadaNya dan mengamalkan sunnah-sunnah Baginda Rasul sekuat tenaga kita.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengekalkan hidayah dalam diri kita hingga nafas terakhir yang kita hembuskan, semoga Allah menggunakan kita untuk perjuangan AgamaNya dan menjadikan kita asbab tersebarnya hidayah ke seluruh alam.
Bila ada benarnya datangnya dari Allah dan adapun kesalahan dalam artikel ini dikarenakan kebodohan dan kekurangan ilmu saya sendiri.
..Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Tuesday, 8 December 2015
Dahsyatnya dampak buruk makanan dan harta yang haram
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Bismillah, Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, keluarga, para sahabat dan seluruh kaum muslimin yang senantiasa berpegang teguh pada sunnah Beliau sampai hari kiamat.. Dalam artikel kali ini saya akan menjelaskan tentang dampak buruk dari makanandan harta yang haram.
DAHSYATNYA DAMPAK BURUK MAKANAN dan HARTA HARAM
Sahabat Fillah yang dirahmati Allah, mungkin sebagian dari kita belum menyadari betapa besar akibat dan pengaruh dari mengkonsumsi makanan Haram. Yang dimaksud makanan Haram adalah makanan yang asal sifatnya memang diharamkan, ataupun makanan halal yang diperoleh dengan cara haram. Pasti ada alasan yang kuat mengapa Allah mengharamkan sesuatu, seperti halnya menghalalkan sesuatu. Yang jelas sebagai seorang mukmin kita harus yakin bahwa Allah menginginkan yang terbaik bagi kita dengan syariatNya.
Disamping konsekwensi dari hukum Allah, sebagian ulama juga berpendapat bahwa makanan yang kita makan akan mempengaruhi prilaku kita. Sebelum terlambat, mari kita luangkan waktu untuk merenungi betapa dahsyatnya pengaruh dan dampak buruk dari mengkonsumsi makanan haram bagi Anda dan keluarga seperti diterangkan di bawah ini,Dampak Langsungnya adalah:
Disamping konsekwensi dari hukum Allah, sebagian ulama juga berpendapat bahwa makanan yang kita makan akan mempengaruhi prilaku kita. Sebelum terlambat, mari kita luangkan waktu untuk merenungi betapa dahsyatnya pengaruh dan dampak buruk dari mengkonsumsi makanan haram bagi Anda dan keluarga seperti diterangkan di bawah ini,Dampak Langsungnya adalah:
1. Tidak Diterima Amalan-nya,
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, "Ketahuilah bahwa suapan haram jika masuk ke dalam perut salah satu dari kalian, maka amalannya tidak diterima selama 40 hari." (HR At-Thabrani).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, "Ketahuilah bahwa suapan haram jika masuk ke dalam perut salah satu dari kalian, maka amalannya tidak diterima selama 40 hari." (HR At-Thabrani).
2. Tidak Terkabul Doa-nya,
Sa'ad bin Abi Waqash bertanya kepada Rasulullan saw, "Ya Rasulullah, doakan saya kepada Allah agar doa saya terkabul." Rasulullah menjawab, "Wahai Sa'ad, perbaikilan makananmu, maka doamu akan terkabulkan." (HR At-Thabrani).
Disebutkan juga dalam hadis lain bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, "Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, mukanya berdebu, menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan, "Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!" Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan yang haram, maka bagaimanakah akan diterima doa itu?" (HR Muslim).
Sa'ad bin Abi Waqash bertanya kepada Rasulullan saw, "Ya Rasulullah, doakan saya kepada Allah agar doa saya terkabul." Rasulullah menjawab, "Wahai Sa'ad, perbaikilan makananmu, maka doamu akan terkabulkan." (HR At-Thabrani).
Disebutkan juga dalam hadis lain bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, "Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, mukanya berdebu, menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan, "Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!" Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan yang haram, maka bagaimanakah akan diterima doa itu?" (HR Muslim).
3. Mengikis Keimanan Pelakunya,
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, "Tidaklah peminum khamr, ketika ia meminum khamr termasuk seorang mukmin." (HR Bukhari Muslim).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, "Tidaklah peminum khamr, ketika ia meminum khamr termasuk seorang mukmin." (HR Bukhari Muslim).
4. Mencampakkan Pelakunya ke Neraka,
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, "Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram, kecuali neraka lebih utama untuknya." (HR At Tirmidzi).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, "Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram, kecuali neraka lebih utama untuknya." (HR At Tirmidzi).
5. Mengeraskan Hati,
Imam Ahmad ra pernah ditanya, apa yang harus dilakukan agar hati mudah menerima kesabaran, maka beliau menjawab, "Dengan memakan makanan halal." (Thabaqat Al Hanabilah : 1/219).
At Tustari, seorang mufassir juga mengatakan, "Barangsiapa ingin disingkapkan tanda-tanda orang yang jujur (shiddiqun), hendaknya tidak makan, kecuali yang halal dan mengamalkan sunnah," (Ar Risalah Al Mustarsyidin : hal 216).
Dampak Tidak Langsungnya adalah:
Imam Ahmad ra pernah ditanya, apa yang harus dilakukan agar hati mudah menerima kesabaran, maka beliau menjawab, "Dengan memakan makanan halal." (Thabaqat Al Hanabilah : 1/219).
At Tustari, seorang mufassir juga mengatakan, "Barangsiapa ingin disingkapkan tanda-tanda orang yang jujur (shiddiqun), hendaknya tidak makan, kecuali yang halal dan mengamalkan sunnah," (Ar Risalah Al Mustarsyidin : hal 216).
Dampak Tidak Langsungnya adalah:
1. Haji dari Harta Haram Tertolak,
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, "Jika seorang keluar untuk melakukan haji dengan nafaqah haram, kemudian ia mengendarai tunggangan dan mengatakan, "Labbaik, Allahumma labbaik!" Maka yang berada di langit menyeru, "Tidak labbaik dan kau tidak memperoleh kebahagiaan! Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu mendatangkan dosa dan tidak diterima." (HR At Thabrani)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, "Jika seorang keluar untuk melakukan haji dengan nafaqah haram, kemudian ia mengendarai tunggangan dan mengatakan, "Labbaik, Allahumma labbaik!" Maka yang berada di langit menyeru, "Tidak labbaik dan kau tidak memperoleh kebahagiaan! Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu mendatangkan dosa dan tidak diterima." (HR At Thabrani)
2. Sedekahnya Ditolak,
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, "Barangsiapa mengumpulkan harta haram, kemudian menyedekahkannya, maka tidak ada pahala, dan dosa untuknya." (HR Ibnu Huzaimah)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, "Barangsiapa mengumpulkan harta haram, kemudian menyedekahkannya, maka tidak ada pahala, dan dosa untuknya." (HR Ibnu Huzaimah)
3. Shalatnya Tidak Diterima,
Dalam kitab Sya'bul Imam disebutkan, " Barangsiapa yang membeli pakaian dengan harga sepuluh dirham di antaranya uang haram, maka Allah tidak akan menerima shalatnya selama pakaian itu dikenakan." (HR Ahmad)
Dalam kitab Sya'bul Imam disebutkan, " Barangsiapa yang membeli pakaian dengan harga sepuluh dirham di antaranya uang haram, maka Allah tidak akan menerima shalatnya selama pakaian itu dikenakan." (HR Ahmad)
4. Silaturrahim-nya Sia-sia,
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, "Barangsiapa mendapatkan harta dari dosa, lalu ia dengannya bersilaturahim (menyambung persaudaraan) atau bersedekah, atau membelanjakan (infaq) di jalan Allah, maka Allah menghimpun seluruhnya itu, kemudian Dia melemparkannya ke dalam neraka. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, " Sebaik-baiknya agamamu adalah al-wara' (berhati-hati)." (HR Abu Daud).
Ternyata begitu dahsyat akibat dari mengkonsumsi makanan haram bagi diri dan keluarga kita. Tegakah anda jika istri anak dan keturunan kita terkontaminasi makanan haram - yang sengaja atau tidak - kita nafkahkan pada mereka, sehingga menanggung dampak seperti diterangkan diatas?
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, "Barangsiapa mendapatkan harta dari dosa, lalu ia dengannya bersilaturahim (menyambung persaudaraan) atau bersedekah, atau membelanjakan (infaq) di jalan Allah, maka Allah menghimpun seluruhnya itu, kemudian Dia melemparkannya ke dalam neraka. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, " Sebaik-baiknya agamamu adalah al-wara' (berhati-hati)." (HR Abu Daud).
Ternyata begitu dahsyat akibat dari mengkonsumsi makanan haram bagi diri dan keluarga kita. Tegakah anda jika istri anak dan keturunan kita terkontaminasi makanan haram - yang sengaja atau tidak - kita nafkahkan pada mereka, sehingga menanggung dampak seperti diterangkan diatas?
Untuk itu, marilah kita membekali diri kita dengan pengetahuan yang memadai sekaligus mewaspadai lingkungan sekitar kita dan asal-usul harta dan makanan yang kita makan dan nafkahkan pada keluarga.
Jangan jadikan alasan bahwa kita tidak tahu, karena Allah telah memerintahkan kepada kita untuk mencari Ilmu dan berusaha sekuat tenaga menjaga diri kita dari api neraka… Jangan juga kesulitan membedakan yang halal dan haram menjadi kendala, karena justru usaha kita ini akan membuahkan cinta Allah ….
Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezeki yang halal. (HR. Ad-Dailami)
Silahkan cermati apa saja yang di Halalkan dan apa saja yang di haramkan Allah berdasar Al-Qur’an dan Hadist.. Semoga kita selalu dilindungi oleh allah dari harta haram.
Jangan jadikan alasan bahwa kita tidak tahu, karena Allah telah memerintahkan kepada kita untuk mencari Ilmu dan berusaha sekuat tenaga menjaga diri kita dari api neraka… Jangan juga kesulitan membedakan yang halal dan haram menjadi kendala, karena justru usaha kita ini akan membuahkan cinta Allah ….
Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezeki yang halal. (HR. Ad-Dailami)
Silahkan cermati apa saja yang di Halalkan dan apa saja yang di haramkan Allah berdasar Al-Qur’an dan Hadist.. Semoga kita selalu dilindungi oleh allah dari harta haram.
Sunday, 6 December 2015
Tingkatan agama: Keutamaan taat kepada allah
Segala puji hanya bagi Allahyang telah memberikan kita beribu-ribu nikmat diantaranya nikmat iman dan islam.. Dalam artikel ini saya sedikit menerangkan tentang
KEUTAMAAN TA'AT KEPADA ALLAH Diantaranya:
1. Kebahagiaan yang paling bahagia ialah panjang umur dalam ketaatan kepada Allah. (HR. Ad-Dailami dan Al Qodho'i)
2. Di antara wahyu Allah kepada nabi Dawud As : "Tiada seorang hamba yang taat kepada-Ku melainkan Aku memberinya sebelum dia minta, dan mengabulkan permohonannya sebelum dia berdoa, dan mengampuni dosanya sebelum dia mohon pengampunan (istighfar)." (HR. Ad-Dailami)
3. Semua umatku masuk surga kecuali orang yang menolaknya. Mendengar sabda tersebut para sahabat bertanya, "Siapa orang yang menolak itu, ya Rasulullah?" Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menjawab, "Orang yang menentang (perintah dan larangan)ku adalah orang yang menolak masuk surga." (HR. Bukhari)
4. Barangsiapa mencari keridhoan manusia dengan apa yang memurkakan Allah, maka orang-orang yang tadinya memuji akan berobah mencelanya. Namun barangsiapa mengutamakan ketaatan kepada Allah, meskipun berakibat orang-orang menjadi marah kepadanya maka cukuplah Allah yang menjadi penolong dan pembelanya dalam menghadapi permusuhan tiap musuh, kedengkian tiap pendengki dan kezaliman tiap orang zalim. (HR. Aththusi)
5. Apa yang aku larang jauhilah dan apa yang aku perintahkan kerjakanlah sampai batas kemampuanmu. Sesungguhnya Allah telah membinasakan orang-orang sebelum kamu disebabkan terlalu banyak menuntut dan menentang nabi-nabinya. (HR. Bukhari)
6. Tidak ada ketaatan kepada orang yang tidak taat kepada Allah. (Abu Ya'la)
7. Ketaatan hanya untuk perbuatan makruf. (HR. Bukhari)
8. Tiada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Pencipta (Allah). (HR. Ahmad dan Al Hakim)
9. Sebaik-baik pemimpin adalah yang kamu cintai dan mereka mencintaimu. Kamu mendoakan mereka dan mereka mendoakanmu. Sejahat-jahat pemimpin adalah yang kamu benci dan mereka membencimu. Kamu kutuk mereka dan mereka mengutukmu. Para sahabat bertanya, "Tidakkah kami mengangkat senjata terhadap mereka?" Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menjawab, "Jangan, selama mereka mendirikan shalat. Jika kamu lihat perkara-perkara yang tidak kamu senangi maka bencimu terhadap amal perbuatannya dan jangan membatalkan ketaatanmu kepada mereka." (HR. Muslim)
Amal Perbuatan
1. Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman. (HR. Ath-Thabrani)
2. Sesungguhnya jika Allah Ta'ala menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka dia dikaryakannya. Para sahabat lalu bertanya tentang sabda Nabi Saw tersebut, "Bagaimana dikaryakannya itu, ya Rasulullah?" Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menjawab, "Diberinya taufiq untuk beramal sholeh sebelum wafatnya." (Mashabih Assunnah)
3. Barangsiapa melakukan amal perbuatan yang bukan atas perintah kami maka itu tertolak. (HR. Muslim)
Penjelasan:
Yang dimaksud adalah amal perbuatan yang berhubungan dengan pelaksanaan peribadatan.
4. Seorang yang melakukan perbuatan di dalam batu besar yang tidak ada pintu maupun lubang anginnya, pasti akan diketahui manusia apapun yang terjadi (mau tidak mau). (HR. Al Hakim)
5. Seorang melakukan amalan-amalan ahli surga sebagaimana tampak bagi orang-orang tetapi sesungguhnya dia termasuk penghuni neraka, dan seorang lagi melakukan amalan-amalan ahli neraka sebagaimana disaksikan orang-orang tetapi sebenarnya dia tergolong penghuni surga. (HR. Bukhari)
6. Dunia dihuni empat ragam manusia. Pertama, seorang hamba diberi Allah harta kekayaan dan ilmu pengetahuan lalu bertakwa kepada Robbnya, menyantuni sanak-keluarganya dan melakukan apa yang diwajibkan Allah atasnya maka dia berkedudukan paling mulia. Kedua, seorang yang diberi Allah ilmu pengetahuan saja, tidak diberi harta, tetapi dia tetap berniat untuk bersungguh-sungguh. Sebenarnya jika memperoleh harta dia juga akan berbuat seperti yang dilakukan rekannya (kelompok yang pertama). Maka pahala mereka berdua ini adalah (kelompok pertama dan kedua) sama. Ketiga, seorang hamba diberi Allah harta kekayaan tetapi tidak diberi ilmu pengetahuan. Dia membelanjakan hartanya dengan berhamburan (foya-foya) tanpa ilmu (kebijaksanaan). Ia juga tidak bertakwa kepada Allah, tidak menyantuni keluarga dekatnya, dan tidak memperdulikan hak Allah. Maka dia berkedudukan paling jahat dan keji. Keempat, seorang hamba yang tidak memperoleh rezeki harta maupun ilmu pengetahuan dari Allah lalu dia berkata seandainya aku memiliki harta kekayaan maka aku akan melakukan seperti layaknya orang-orang yang menghamburkan uang, serampangan dan membabi-buta (kelompok yang ketiga), maka timbangan keduanya sama. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
7. Seorang yang kurang amalan-amalannya maka Allah akan menimpanya dengan kegelisahan dan kesedihan. (HR. Ahmad)
8. Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, yang bagaimanakah orang yang baik itu?" Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menjawab, "Yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya." Dia bertanya lagi, "Dan yang bagaimana orang yang paling buruk (jahat)?" Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menjawab, "Adalah orang yang panjang usianya dan jelek amal perbuatannya." (HR. Ath-Thabrani dan Abu Na'im)
9. Amalan-amalan yang paling disukai Allah ialah yang lestari (langgeng atau berkesinambungan) meskipun sedikit. (HR. Bukhari)
10. Jangan mengagumi amal perbuatan sampai ia menyelesaikan yang terakhir. (HR. Ath-Thabrani dan Al Bazzar)
11. Lakukan apa yang mampu kamu amalkan. Sesungguhnya Allah tidak jemu sehingga kamu sendiri jemu. (HR. Bukhari)
12. Amalkan semua yang diwajibkan (fardhu) Allah, niscaya kamu menjadi orang yang paling bertakwa. (Ath-Thahawi)
Keutamaan Ikhlas
1. Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud)
2. Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak memandang postur tubuhmu dan tidak pula pada kedudukan maupun harta kekayaanmu, tetapi Allah memandang pada hatimu. Barangsiapa memiliki hati yang shaleh maka Allah menyukainya. Bani Adam yang paling dicintai Allah ialah yang paling bertakwa. (HR. Ath-Thabrani dan Muslim)
3. Barangsiapa memurkakan (membuat marah) Allah untuk meraih keridhaan manusia maka Allah murka kepadanya dan menjadikan orang yang semula meridhoinya menjadi murka kepadanya. Namun barangsiapa meridhokan Allah (meskipun) dalam kemurkaan manusia maka Allah akan meridhoinya dan meridhokan kepadanya orang yang pernah memurkainya, sehingga Allah memperindahnya, memperindah ucapannya dan perbuatannya dalam pandanganNya. (HR. Ath-Thabrani)
4. Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah maka Allah akan menyempurnakan hubungannya dengan manusia. Barangsiapa memperbaiki apa yang dirahasiakannya maka Allah akan memperbaiki apa yang dilahirkannya (terang-terangan). (HR. Al Hakim)
5. Seorang sahabat berkata kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, seseorang melakukan amal (kebaikan) dengan dirahasiakan dan bila diketahui orang dia juga menyukainya (merasa senang)." Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam berkata, "Baginya dua pahala yaitu pahala dirahasiakannya dan pahala terang-terangan." (HR. Tirmidzi)
6. Agama ialah keikhlasan (kesetiaan atau loyalitas). Kami lalu bertanya, "Loyalitas kepada siapa, ya Rasulullah?" Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menjawab, "Kepada Allah, kepada kitabNya (Al Qur'an), kepada rasulNya, kepada penguasa muslimin dan kepada rakyat awam." (HR. Muslim)
Penjelasan:
Artinya, patuh dan taat kepada penguasa dan pemerintahan (muslim) dan setia kepada rakyat dengan tidak merugikan mereka atau mengambil (mengurangi) hak mereka.
Harta dan Kekayaan
1. Yang dinamakan kekayaan bukanlah banyaknya harta-benda tetapi kekayaan yang sebenarnya ialah kekayaan jiwa (hati). (HR. Abu Ya'la)
2. Setiap orang lebih berhak atas harta miliknya daripada ayahnya atau anaknya dan segenap manusia. (HR. Al-Baihaqi)
3. Harta kekayaan adalah sebaik-baik penolong bagi pemeliharaan ketakwaan kepada Allah. (HR. Ad-Dailami)
4. Tiap menjelang pagi hari dua malaikat turun. Yang satu berdoa: "Ya Allah, karuniakanlah bagi orang yang menginfakkan hartanya tambahan peninggalan." Malaikat yang satu lagi berdoa: "Ya Allah, timpakan kerusakan (kemusnahan) bagi harta yang ditahannya (dibakhilkannya)." (Mutafaq'alaih)
5. Harta yang dizakati tidak akan susut (berkurang). (HR. Muslim)
6. Sesungguhnya rezeki mencari seorang hamba sebagaimana ajal mencarinya. (HR. Ath-Thabrani)
7. Cinta yang sangat terhadap harta dan kedudukan dapat mengikis agama seseorang. (HR. Aththusi)
8. Anak Adam berkata: "Hartaku... hartaku..." Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda: "Adakah hartamu, hai anak Adam kecuali yang telah kamu belanjakan untuk makan atau membeli sandang lalu kumal, atau sedekahkan lalu kamu tinggalkan." (HR. Muslim)
9. Apa yang sedikit tetapi mencukupi lebih baik daripada banyak tetapi melalaikan. (HR. Abu Dawud)
10. Bagi tiap sesuatu terdapat ujian dan cobaan, dan ujian serta cobaan terhadap umatku ialah harta-benda. (HR. Tirmidzi)
11. Akan datang bagi manusia suatu jaman dimana orang tidak peduli apakah harta yang diperolehnya halal atau haram. (HR. Bukhari)
12. Wahai 'Amru, alangkah baiknya harta yang sholeh di tangan orang yang sholeh. (HR. Ahmad)
13. Pada akhir jaman kelak manusia harus menyediakan harta untuk menegakkan urusan agama dan urusan dunianya. (HR. Ath-Thabrani)
14. Orang yang paling dirundung penyesalan pada hari kiamat ialah orang yang memperoleh harta dari sumber yang tidak halal lalu menyebabkannya masuk neraka. (HR. Bukhari)
15. Sesungguhnya orang-orang yang mengelola harta Allah dengan tidak benar maka bagi mereka api neraka pada hari kiamat. (HR. Bukhari)
16. Janganlah kamu mengagumi orang yang terbentang kedua lengannya menumpahkan darah. Di sisi Allah dia adalah pembunuh yang tidak mati. Jangan pula kamu mengagumi orang yang memperoleh harta dari yang haram. Sesungguhnya bila dia menafkahkannya atau bersedekah maka tidak akan diterima oleh Allah dan bila disimpan hartanya tidak akan berkah. Bila tersisa pun hartanya akan menjadi bekalnya di neraka. (HR. Abu Dawud)
17. Sesungguhnya uang dinar dan dirham ini telah membinasakan orang-orang sebelum kamu dan di masa yang akan datang pun akan membinasakan. (HR. Ath-Thabrani)
18. Apabila kamu diberi sesuatu tanpa kamu minta maka pergunakanlah (makanlah) dan sedekahkanlah sebagiannya. (HR. Muslim)
19. Barangsiapa mengumpulkan harta dengan tidak sewajarnya (tidak benar) maka Allah akan memusnahkannya dengan air (banjir) dan tanah (longsor). (HR. Al-Baihaqi)
Kitab Keutamaan Lailatul Qadar
Bab 1: Keutamaan Lailatul Qadar Allah berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan, tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadr: 1-5)
Ibnu 'Uyainah berkata, "Apa yang disebutkan di dalam AI-Qur'an dengan kata 'Maa adraaka' 'apakah yang telah memberitahukan kepadamu' sesungguhnya telah diberitahukan oleh Allah. Apa yang disebutkan dengan kata kata 'Maa yudriika' 'apakah yang akan memberitahukan kepadamu', maka Allah belum memberitahukannya."[1]
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Abu Hurairah yang tertera pada nomor 26 di muka.")
Bab 2: Mencari Lailatul Qadar pada Tujuh Malam yang Terakhir
Bab 3: Mencari Lailatul Qadar pada Malam yang Ganjil dalam Sepuluh Malam Terakhir
Dalam hal ini terdapat riwayat Ubadah.[2]
987. Aisyah r.a. berkata, "Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam ber'itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, dan beliau bersabda, 'Carilah malam qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan."
988. Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, "Carilah Lailatul Qadar pada malam sepuluh yang terakhir dari (bulan) Ramadhan. Lailatul Qadar itu pada sembilan hari yang masih tersisa,[3] tujuh yang masih tersisa, dan lima yang masih tersisa." (Yakni Lailatul Qadar 2/255).
989. Ibnu Abbas berkata, "Carilah pada tanggal dua puluh empat."[4]
Bab 4: Dihilangkannya Pengetahuan tentang Tanggal Lailatul Qadar karena Adanya Orang yang Bertengkar
990. Ubadah ibnush-Shamit berkata, "Nabi keluar untuk memberitahukan kepada kami mengenai waktu tibanya Lailatul Qadar. Kemudian ada dua orang lelaki dari kaum muslimin yang berdebat. Beliau bersabda, '(Sesungguhnya aku 1/18) keluar untuk memberitahukan kepadamu tentang waktu datangnya Lailatul Qadar, tiba-tiba si Fulan dan si Fulan berbantah-bantahan. Lalu, diangkatlah pengetahuan tentang waktu Lailatul Qadar itu, namun hal itu lebih baik untukmu. Maka dari itu, carilah dia (Lailatul Qadar) pada malam kesembilan, ketujuh, dan kelima.' (Dalam satu riwayat: Carilah ia pada malam ketujuh, kesembilan, dan kelima)."[5]
Bab 5: Amalan pada Sepuluh Hari Terakhir dalam Bulan Ramadhan
991. Aisyah r.a. berkata, "Nabi apabila telah masuk sepuluh malam (yang akhir dari bulan Ramadhan) beliau mengikat sarung beliau,[6] menghidupkan malam, dan membangunkan istri beliau."
Catatan Kaki:
[1] Di-maushul-kan oleh Muhammad bin Yahya bin Abu Umar di dalam Kitab Al-Iman, "Telah diinformasikan kepada kami oleh Sufyan bin Uyainah. Lalu, ia menyebutkan riwayat itu."
[2] Yaitu, hadits Ubadah yang maushul yang disebutkan sesudah bab ini.
[3] Sebagai badal dari perkataan 'al-Asyr al-awaakhir' 'sepuluh hari terakhir'. Sembilan hari yang masih tersisa, maksudnya tanggal dua puluh satu, tujuh hari yang masih tersisa maksudnya tanggal dua puluh tiga, dan lima hari yang masih tersisa maksudnya tanggal dua puluh lima.
[4] Riwayat ini mauquf (yakni perkataan Ibnu Abbas sendiri), tetapi dirafakan oleh Ahmad. Hadits ini telah ditakhrij di dalam Silsilatul Ahaditsish Shahihah (nomor 1471). Al-Hafizh berkata, "Terdapat kesulitan mengenai perkataan ini yang di dalam riwayat lain dikatakan pada tanggal ganjil. Kesulitan ini dijawab dengan mengkompromikan bahwa lafal yang lahirnya menunjukkan genap itu adalah dihitung dari akhir bulan, sehingga malam dua puluh empat (yang genap) itu adalah malam ketujuh (dihitung dari belakang)."
[5] Al-Hafizh berkata di dalam Kitab al-Iman di dalam al-Fath, "Demikianlah dalam kebanyakan riwayat, dengan mendahulukan lafal sab 'tujuh' daripada tis 'sembilan'. Hal ini mengisyaratkan bahwa harapan terjadinya Lailatul Qadar pada tanggal ketujuh (dari belakang, yakni dua puluh tiga) itu lebih kuat mengingat dipentingkannya tanggal itu dengan disebutkan di depan. Akan tetapi, di dalam riwayat Abu Nu'aim di dalam al-Mustakhraj lafal tis secara berurutan." Saya (al-Albani) katakan bahwa terdapat riwayat penyusun (Imam Bukhari) di sini yang terluput dikomentari, sebagaimana Anda lihat. Kemudian al-Hafizh lupa mensyarah riwayat ini di sini. Ia tidak menyebutkan di sana, karena ia menyebutkan di sini bahwa riwayat lain di sisi penyusun di dalam Al-Iman dengan lafal, "Carilah ia pada malam sembilan, tujuh, dan lima." Yakni, dengan mendahulukan lafal sembilan daripada tujuh, demikian pula syarahnya di sini. Seakan-akan terjadi kerancuan di sisinya antara riwayat Imam Bukhari di sini dengan riwayat Abu Nu'aim yang disebutkan di sana. Hanya Allahlah yang dapat memberikan perlindungan.
[6] Yakni, menjauhi hubungan biologis dengan istri beliau. Peringatan: Imam Nawawi membawakan hadits ini pada dua tempat dalam kitabnya Riyadhush Shalihin, dan pada tempat pertama ia menambahkan sesudah perkataan "lailahu" dengan "kullahu", dan menisbatkannya kepada Muttafaq'alaih (Bukhari dan Muslim). Tetapi, tidak saya jumpai tambahan ini di dalam riwayat kedua syekh itu dan lainnya. Namun, diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad (6/41).
Kitab Takdir
1. Proses penciptaan manusia dalam perut ibunya dan penentuan rezeki, ajal dan amalnya serta nasibnya sengsara ataukah bahagia
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. sebagai orang yang jujur dan dipercaya bercerita kepada kami: Sesungguhnya setiap individu kamu mengalami proses penciptaan dalam perut ibunya selama empat puluh hari (sebagai nutfah). Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula. Selanjutnya Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalamnya dan diperintahkan untuk menulis empat perkara yaitu: menentukan rezekinya, ajalnya, amalnya serta apakah ia sebagai orang yang sengsara ataukah orang yang bahagia. Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kamu telah melakukan amalan penghuni surga sampai ketika jarak antara dia dan surga tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga ia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah ia ke dalam neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu telah melakukan perbuatan ahli neraka sampai ketika jarak antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga. (Shahih Muslim No.4781)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Sesungguhnya Allah Taala mengutus seorang malaikat di dalam rahim. Malaikat itu berkata: Ya Tuhan! Masih berupa air mani. Ya Tuhan! Sudah menjadi segumpal darah. Ya Tuhan! Sudah menjadi segumpal daging. Manakala Allah sudah memutuskan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka malaikat akan berkata: Ya Tuhan! Diciptakan sebagai lelaki ataukah perempuan? Sengsara ataukah bahagia? Bagaimanakah rezekinya? Dan bagaimanakah ajalnya? Semua itu sudah ditentukan dalam perut ibunya. (Shahih Muslim No.4785)
Hadis riwayat Ali ra., ia berkata:
Kami sedang mengiringi sebuah jenazah di Baqi Gharqad (sebuah tempat pemakaman di Madinah), lalu datanglah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. menghampiri kami. Beliau segera duduk dan kami pun ikut duduk di sekeliling beliau yang ketika itu memegang sebatang tongkat kecil. Beliau menundukkan kepalanya dan mulailah membuat goresan-goresan kecil di tanah dengan tongkatnya itu kemudian beliau bersabda: Tidak ada seorang pun dari kamu sekalian atau tidak ada satu jiwa pun yang hidup kecuali telah Allah tentukan kedudukannya di dalam surga ataukah di dalam neraka serta apakah ia sebagai seorang yang sengsara ataukah sebagai seorang yang bahagia. Lalu seorang lelaki tiba-tiba bertanya: Wahai Rasulullah! Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir kita dan meninggalkan amal-usaha? Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. bersabda: Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsara. Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Beramallah! Karena setiap orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara, maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsara. Kemudian beliau membacakan ayat berikut ini: Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar. (Shahih Muslim No.4786)
Hadis riwayat Imran bin Hushain ra., ia berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam ditanya: Wahai Rasulullah! Apakah sudah diketahui orang yang akan menjadi penghuni surga dan orang yang akan menjadi penghuni neraka? Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menjawab: Ya. Kemudian beliau ditanya lagi: Jadi untuk apa orang-orang harus beramal? Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menjawab: Setiap orang akan dimudahkan untuk melakukan apa yang telah menjadi takdirnya. (Shahih Muslim No.4789)
2. Tentang perdebatan antara Adam as. dan Musa as.
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda: Pernah Adam dan Musa saling berdebat. Kata Musa: Wahai Adam, kamu adalah nenek moyang kami, kamu telah mengecewakan harapan kami dan mengeluarkan kami dari surga. Adam menjawab: Kamu Musa, Allah telah memilihmu untuk diajak berbicara dengan kalam-Nya dan Allah telah menuliskan untukmu dengan tangan-Nya. Apakah kamu akan menyalahkan aku karena suatu perkara yang telah Allah tentukan empat puluh tahun sebelum Dia menciptakan aku? Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda: Akhirnya Adam menang berdebat dengan Musa, akhirnya Adam menang berdebat dengan Musa. (Shahih Muslim No.4793)
3. Ketentuan nasib manusia terhadap zina dan lainnya
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda: Sesungguhnya Allah telah menentukan kadar nasib setiap manusia untuk berzina yang pasti akan dikerjakan olehnya dan tidak dapat dihindari. Zina kedua mata ialah memandang, zina lisan (lidah) ialah mengucapkan, sedangkan jiwa berharap dan berkeinginan dan kemaluanlah (alat kelamin) yang akan membenarkan atau mendustakan hal itu. (Shahih Muslim No.4801)
4. Pengertian tentang setiap orang dilahirkan dalam keadaan fitrah serta hukum anak-anak kafir dan anak-anak muslim yang meninggal dunia
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi. Sebagaimana seekor binatang yang melahirkan seekor anak tanpa cacat, apakah kamu merasakan terdapat yang terpotong hidungnya?. (Shahih Muslim No.4803)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. pernah ditanya tentang anak orang-orang musyrik, lalu beliau menjawab: Allah lebih tahu tentang apa yang pernah mereka kerjakan. (Shahih Muslim No.4808)
Wallahualam, semoga kita tergolong semagai umatNYA yang taat sampai akhir zaman aamiin..
Tuesday, 1 December 2015
KIsah nabi: adzan terakhir bilal bin rabbah
Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat dan seluruh kaum muslimin yang senantiasa berpegang teguh pada sunnah Beliau sampai hari kiamat.. Artikel kali ini saya akan menceritakan kisah bilal bin rabbah, yang begitu mencintai nabi muhammad saw.
ADZAN TERAKHIR SHAHABAT BILAL.
Semua pasti tahu, bahwa pada masa Nabi, setiap masuk waktu sholat, maka
yang mengkumandankan adzan adalah Bilal bin Rabah. Bilal ditunjuk karena memiliki suara yang indah. Pria berkulit hitam asal Afrika itu mempunyai suara emas yang khas. Posisinya semasa Nabi tak tergantikan oleh siapapun, kecuali saat perang saja,
atau saat keluar kota bersama Nabi. Karena beliau tak pernah berpisah
dengan Nabi, kemanapun Nabi pergi. Hingga Nabi menemui Allah ta’ala pada
awal 11 Hijrah. Semenjak itulah Bilal menyatakan diri tidak akan
mengumandangkan adzan lagi. Ketika Khalifah Abu Bakar Ra.
memintanya untuk jadi mu’adzin kembali, dengan hati pilu nan sendu
bilal berkata: “Biarkan aku jadi muadzin Nabi saja. Nabi telah tiada,
maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi.”
Abu Bakar terus mendesaknya, dan Bilal pun bertanya: “Dahulu, ketika
engkau membebaskanku dari siksaan Umayyah bin Khalaf. Apakah engkau
membebaskanmu karena dirimu apa karena Allah?.”
Abu Bakar Ra. hanya terdiam. “Jika engkau membebaskanku karena
dirimu, maka aku bersedia jadi muadzinmu. Tetapi jika engkau dulu
membebaskanku karena Allah, maka biarkan aku dengan keputusanku.”
Dan Abu Bakar Ra. pun tak bisa lagi mendesak Bilal Ra. untuk kembali
mengumandangkan adzan.
Kesedihan sebab ditinggal wafat Nabi Saw., terus mengendap di hati Bilal Ra.
Dan kesedihan itu yang mendorongnya meninggalkan
Madinah, dia ikut pasukan Fath Islamy menuju Syam, dan kemudian tinggal di Homs, Syria. Lama Bilal Ra. tak mengunjungi Madinah, sampai pada suatu malam,
Nabi Saw. hadir dalam mimpi Bilal, dan menegurnya: “Ya Bilal, wa maa hadzal
jafa’? Hai Bilal, kenapa engkau tak mengunjungiku? Kenapa sampai begini?.”
Bilal pun bangun terperanjat, segera dia mempersiapkan perjalanan ke Madinah, untuk ziarah pada Nabi. Sekian tahun sudah dia meninggalkan Nabi.
Setiba di Madinah, Bilal bersedu sedan melepas rasa rindunya pada Nabi Saw.,
pada sang kekasih. Saat itu, dua pemuda yang telah beranjak dewasa, mendekatinya. Keduanya adalah cucunda Nabi Saw., Hasan dan Husein. Sembari mata sembab oleh tangis, Bilal yang kian beranjak tua memeluk kedua cucu Nabi Saw. itu. Salah satu dari keduanya berkata kepada Bilal Ra.:
“Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan buat kami? Kami ingin mengenang kakek kami.” Ketika itu, Umar bin Khattab yang telah jadi Khalifah juga sedang melihat pemandangan mengharukan itu, dan beliau juga memohon Bilal untuk mengumandangkan adzan, meski sekali saja.
Bilal pun memenuhi permintaan itu. Saat waktu shalat tiba, dia naik pada
tempat dahulu biasa dia adzan pada masa Nabi Saw. Masih hidup. Mulailah
dia mengumandangkan adzan. Saat lafadz “Allahu Akbar”
dikumandangkan olehnya, mendadak seluruh Madinah senyap, segala
aktifitas terhenti, semua terkejut, suara yang telah bertahun-tahun hilang,
suara yang mengingatkan pada sosok nan agung, suara yang begitu
dirindukan, itu telah kembali. Ketika Bilal meneriakkan kata “Asyhadu an laa ilaha illallah”, seluruh isi kota madinah berlarian ke arah suara itu sembari berteriak, bahkan para gadis dalam pingitan mereka pun keluar.
Dan saat bilal mengumandangkan “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”, Madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan. Semua menangis, teringat masa-masa indah bersama Nabi. Umar bin Khattab yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup meneruskan adzannya.
Lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai. Hari itu, madinah mengenang masa
saat masih ada Nabi Saw. Tak ada pribadi agung yang begitu dicintai
seperti Nabi Saw. Dan adzan itu, adzan yang tak bisa dirampungkan itu, adalah adzan pertama sekaligus adzan terakhirnya Bilal Ra. semenjak Nabi Saw. wafat. Dia tak pernah bersedia lagi mengumandangkan adzan. Sebab kesedihan yang sangat segera mencabik-cabik hatinya mengenang seseorang yang karenanya dirinya
derajatnya terangkat begitu tinggi. Semoga kita dapat merasakan nikmatnya Rindu dan Cinta seperti yang Allah karuniakan kepada Sahabat Bilal bin Rabah Ra.
Aamiin..
Kisah nabi: Mengenal rasulullah saw
48:28. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan cukuplah Allah sebagai saksi.
48:29. Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud [Maksudnya: pada air muka mereka kelihatan keimanan dan kesucian hati mereka].
3:92. kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.
62:10. apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
• •
48:1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata[1393],
48:2. supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus,
48:3. dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak).
LAQAD JAA AKUM RASUULUM MIN ANFUSIKUM ‘AZIZUN ALAIHI MAA ANITTUM HARISHUN ALAIKUM BILMUKMINIINA RAUPURRAHIM FAINTAWALLAU FAQUL HASBIYALLAHU LAA ILAAHA ILLA HUWA ALAIHI TAWAKALTU WAHUWA RABBUL ARSYIL AZHIM…INNALLAHA WAMALAAIKATAHU YUSHALLUNA ALANNABI YAA AYYUHALLADZINA AMAANU SHALLU ALAIHI WASALLIMU TASLIMA…ALLAHUMMA SHALLI WASALLIM WABARIK ALAIH….
4:36. sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, [294] Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang Muslim dan yang bukan Muslim. [295] Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan bekal. Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.
"Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik tuntunan adalah tuntunan Muhammad, seburuk-buruk perkara adalah hal-hal baru yang diada-adakan dan setiap hal baru adalah sesat." [muslim 867]
5:35. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
"أَمَّا بَعْدُ, فَإِنَّ خَيْرَ اَلْحَدِيثِ كِتَابُ اَللَّهِ, وَخَيْرَ اَلْهَدْيِ هَدْي ُ مُحَمَّدٍ, وَشَرَّ اَلْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
"Amma ba'du, sesungguhnya sebaik-baik perkataan ialah Kitabullah (al-Qur'an), sebaik-baiknya petunjuk ialah petunjuk Muhammad, sejelek-jelek perkara ialah yang diada-adakan (bid'ah), dan setiap bid'ah itu sesat." Diriwayatkan oleh Muslim. Dalam suatu riwayatnya yang lain (bulughulmaram 476)
26:88. (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, 89. kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ
Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
21:107. dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
4:64. dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya Jikalau mereka ketika Menganiaya dirinya[313] datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. [313] Ialah: berhakim kepada selain Nabi Muhammad s.a.w.
33:21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
• •
33:40. Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu[1223]., tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu. [1223] Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. bukanlah ayah dari salah seorang sahabat, karena itu janda Zaid dapat dikawini oleh Rasulullah s.a.w.
•
3:31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
5:104. apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". mereka menjawab: "Cukuplah untuk Kami apa yang Kami dapati bapak-bapak Kami mengerjakannya". dan Apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?.
• •
59:7. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.
• • •
7:157. (yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung. [Maksudnya: dalam syari'at yang dibawa oleh Muhammad itu tidak ada lagi beban-beban yang berat yang dipikulkan kepada Bani Israil. Umpamanya: mensyari'atkan membunuh diri untuk sahnya taubat, mewajibkan kisas pada pembunuhan baik yang disengaja atau tidak tanpa membolehkan membayar diat, memotong anggota badan yang melakukan kesalahan, membuang atau menggunting kain yang kena najis].
• •
33:56. Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi [Bershalawat artinya: kalau dari Allah berarti memberi rahmat: dari Malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan:Allahuma shalli ala Muhammad]. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya[Dengan mengucapkan Perkataan seperti:Assalamu'alaika ayyuhan Nabi artinya: semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi].
•
33:45. Hai Nabi, Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk Jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan,
24:63. janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.
•
19:96. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah [Dalam surat Maryam ini nama Allah Ar Rahmaan banyak disebut, untuk memberi pengertian bahwa, Allah memberi ampun tanpa perantara] akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.
90:17. dan Dia (tidak pula) Termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.
••
2:165. dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah.
•
17:36. dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
• •
6:155. dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, Maka ikutilah Dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.
• •
153. dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)[152], karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.
[152] Shalat wusthaa ialah shalat yang di tengah-tengah dan yang paling utama. ada yang berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan shalat wusthaa ialah shalat Ashar. menurut kebanyakan ahli hadits, ayat ini menekankan agar semua shalat itu dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
•
3:103. dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
3:105. dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,
3:100. Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.
6:116. dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)[500]. [500] Seperti menghalalkan memakan apa-apa yang telah diharamkan Allah dan mengharamkan apa-apa yang telah Dihalalkan Allah, menyatakan bahwa Allah mempunyai anak.
8:27. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.
• •• • •
22:78. dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu[993], dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong. [993] Maksudnya: dalam Kitab-Kitab yang telah diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad s.a.w.
•
33:57. Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya[1231]. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan. [1231] Menyakiti Allah dan rasul-rasulNya, Yaitu melakukan perbuatan- perbuatan yang tidak di ridhai Allah dan tidak dibenarkan Rasul- nya; seperti kufur, mendustakan kenabian dan sebagainya.
720. Abu Musa mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Tiap-tiap muslim itu harus bersedekah." Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah orang yang tidak mendapatkan (sesuatu untuk bersedekah)?" Beliau bersabda, "Ia bekerja dengan tangannya. Lalu, ia manfaatkan untuk dirinya dan menyedekahkannya." Mereka bertanya, "Bagaimana jika ia tidak mendapatkan?" Beliau bersabda, "Menolong orang yang mempunyai keperluan yang dalam kesusahan." Mereka bertanya, "Bagaimana jika tidak mendapatkan?" Beliau bersabda, "Hendaklah ia mengamalkan (dalam satu riwayat: menyuruh kepada kebaikan atau berkata 3/79) dengan kebaikan dan menahan diri." (Dalam satu riwayat mereka bertanya, "Jika ia tidak melakukan kebaikan?" Beliau menjawab, "Maka hendaklah ia menahan diri) dari kejahatan dan hal itu menjadi sedekah baginya."
Bab: Membantu Kesulitan Sesama Muslim
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كاَنَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ. وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَأَ فِي عَمَلِهِ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ .
Dari Abu Hurairah"Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutup aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya. Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, pasti Allah memudahkan baginya jalan ke surga. Apabila berkumpul suatu kaum di salah satu masjid untuk membaca Al Qur'an secara bergantian dan mempelajarinya, niscaya mereka akan diliputi sakinah (ketenangan), diliputi rahmat, dan dinaungi malaikat, dan Allah menyebut nama-nama mereka di hadapan makhluk-makhluk lain di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalannya, maka tidak akan dipercepat kenaikan derajatnya". HR. Muslim
Hadits ini amat berharga, mencakup berbagai ilmu, prinsip-prinsip agama, dan akhlaq. Hadits ini memuat keutamaan memenuhi kebutuhan-kebutuhan orang mukmin, memberi manfaat kepada mereka dengan fasilitas imu, harta, bimbingan atau petunjuk yang baik, atau nasihat dan sebagainya.
Kalimat "barang siapa yang menutup aib seorang muslim" , maksudnya menutupi kesalahan orang-orang yang baik, bukan orang-orang yang sudah dikenal suka berbuat kerusakan. Hal ini berlaku dalam menutup perbuatan dosa yang terjadi. Adapun bila diketahui seseorang berbuat maksiat, tetapi dia meragukan kemaksiatannya, maka hendaklah ia segera dicegah dan dihalangi. Jika tidak mampu mencegahnya, hendaklah diadukan kepada penguasa, sekiranya langkah ini tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar. Adapun orang yang sudah tahu bahwa hal itu maksiat tetapi tetap melanggarnya, hal itu tidak perlu ditutupi, Karena menutup kesalahannya dapat mendorong dia melakukan kerusakan dan tindakan menyakiti orang lain serta melanggar hal-hal yang haram dan menarik orang lain untuk berbuat serupa. Dalam hal semacam in dianjurkan untuk mengadukannya kepada penguasa, jika yang bersangkutan tidak khawatir terjadi bahaya. Begitu pula halnya dengan tindakan mencela rawi hadits, para saksi, pemungut zakat, pengurus waqaf, pengurus anak yatim, dan sebagainya, wajib dilakukan jika diperlukan. Tidaklah dibenarkan menutupi cacat mereka jika terbukti mereka tercela kejujurannya. Perbuatan semacam itu bukanlah termasuk menggunjing yang diharamkan, tetapi termasuk nasihat yang diwajibkan.
Kalimat "Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya". Kalimat umum ini maksudnya ialah bahwa seseorang apabila punya keinginan kuat untuk menolong saudaranya, maka sepatutnya harus dikerjakan, baik dalam bentuk kata-kata ataupunpembelaan atas kebenaran, didasari rasa iman kepada Allah ketika melaksanakannya. Dalam sebuah hadits disebutkan tentang keutamaan memberikan kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan dan keutamaan seseorang yang menuntut ilmu. Hal itu menyatakan keutamaan orang yang menyibukkan diri menuntut ilmu. Adapun ilmu yang dimaksud disini adalah ilmu syar'i dengan syarat niatnya adalah mencari keridhaan Allah, sekalipun syarat ini juga berlaku dalam setiap perbuatan ibadah.
Kalimat "Apabila berkumpul suatu kaum disalah satu masjid untuk membaca Al-Qur'an secara bergantian dan mempelajarinya" menunjukkan keutamaan berkumpul untuk membaca Al-Qur'an bersama-sama di Masjid.
Kata-kata "sakinah" dalam hadits, ada yang berpendapat maksudnya adalah rahmat, akan tetapi pendapat ini lemah karena kata rahmat juga disebutkan dalam hadits ini.
Pada kalimat "Apabila berkumpul suatu kaum" kata "kaum" disebutkan dalam bentuk nakiroh, maksudnya kaum apasaja yang berkumpul untuk melakukan hal seperti itu, akan mendapatkan keutamaan. Nabi صلی الله عليه وسلم tidak mensyaratkan kaum tertentu misalnya ulama, golongan zuhud atau orang-orang yeng berkedudukan terpandang. Makna kalimat "Malaikat menaungi mereka" maksudnya mengelilingi dan mengitari sekelilingnya, seolah-olah para malaikat dekat dengan mereka sehingga menaungi mereka, tidak ada satu celah pun yang dapat disusupi setan. Kalimat "diliputi rahmat " maksudnya dipayungi rahmat dari segala segi. Syaikh Syihabuddin bin Faraj berkata : "menurut pendapatku diliputi rahmat itu maksudnya ialah dosa-dosa yang telah lalu diampuni, Insya Allah"
Kalimat "Allah menyebut nama-nama mereka di hadapan makhluk-makhluk lain disisi-Nya" mengisyaratkan bahwa, Allah menyebutkan nama-nama mereka dilingkungan para Nabi dan para Malaikat yang utama. Wallaahu a'lam.
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ تَجِبُ لِلْمُسْلِمِ عَلَى أَخِيهِ رَدُّ السَّلَامِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu , ia berkata:Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Ada lima kewajiban bagi seorang muslim terhadap saudaranya yang muslim; menjawab salam, mendoakan orang yang bersin, memenuhi undangan, menjenguk orang sakit dan mengiring jenazah
َوَعَنِ اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ ) أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk mereka. Riwayat Abu Dawud. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.
َوَعَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( وَاَلَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ - أَوْ لِأَخِيهِ- مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Anas bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Demi TuhaN yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang hamba (dikatakan) beriman sehingga ia mencintai tetangganya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." Muttafaq Alaihi
َوَعَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: ( إِنَّ اَللَّهَ يُحِبُّ اَلْعَبْدَ اَلتَّقِيَّ اَلْغَنِيَّ اَلْخَفِيَّ ) أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ
Sa'ad Ibnu Abu Waqqash berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertaqwa yang kaya dan yang tersembunyi. Riwayat Muslim
َعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( حَقُّ اَلْمُسْلِمِ عَلَى اَلْمُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ, وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ, وَإِذَا اِسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْهُ, وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اَللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ, وَإِذَا مَاتَ فَاتْبَعْهُ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam, yaitu bila engkau berjumpa dengannya ucapkanlah salam; bila ia memanggilmu penuhilah; bila dia meminta nasehat kepadamu nasehatilah; bila dia bersin dan mengucapkan alhamdulillah bacalah yarhamukallah (artinya = semoga Allah memberikan rahmat kepadamu); bila dia sakit jenguklah; dan bila dia meninggal dunia hantarkanlah (jenazahnya)". Riwayat Muslim
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hendaklah salam itu diucapkan yang muda kepada yang tua, yang berjalan kepada yang duduk, dan yang sedikit kepada yang banyak." Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Muslim: "Dan yang menaiki kendaraan kepada yang berjalan
Dari Ali Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Cukuplah bagi sekelompok orang berjalan untuk mengucapkan salam salah seorang di antara mereka dan cukuplah bagi sekelompok orang lainnya menjawab salam salah seorang di antara mereka." Riwayat Ahmad dan Baihaqi
Dari Ali Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah mendahului orang Yahudi dan Nasrani dengan ucapan salam, bila bertemu dengan mereka di sebuah jalan usahakanlah mereka mendapat jalan yang paling sempit." Riwayat Muslim
Dari Abu Ayyub Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak halal bagi muslim memutuskan persahabatan dengan saudaranya lebih dari tiga malam. Mereka bertemu, lalu seorang berpaling dan lainnya juga berpaing. Yang paling baik di antara keduanya ialah memulai mengucapkan salam. Muttafaq Alaihi
َوَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( لَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُونُوا عِبَادَ اَللَّهِ إِخْوَانًا اَلْمُسْلِمُ أَخُو اَلْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ اَلتَّقْوَى هَا هُنَا وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مِرَارٍ بِحَسْبِ اِمْرِئٍ مِنْ اَلشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ اَلْمُسْلِمَ كُلُّ اَلْمُسْلِمِ عَلَى اَلْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ ) أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah kalian saling hasut saling najsy (memuji barang dagangan secara berlebihan) saling benci saling berpaling dan janganlah sebagian di antara kalian berjual beli kepada orang yang sedang berjual beli dengan sebagian yang lain dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Muslim adalah saudara muslim lainnya ia tidak menganiaya tidak mengecewakannya dan tidak menghinanya. Takwa itu ada disini -beliau menunjuk ke dadanya tiga kali- Sudah termasuk kejahatan seseorang bila ia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim bagi muslim lainnya adalah haram baik darahnya hartanya dan kehormatannya." Riwayat Muslim
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tahukah kalian apa itu ghibah." Mereka menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda: "Yaitu engkau menceritakan saudaramu apa yang tidak ia suka." Ada yang bertanya: Bagaimana jika apa yang aku katakan benar-benar ada pada saudaraku?. Beliau menjawab: "Jika padanya memang ada apa yang engkau katakan maka engkau telah mengumpatnya dan jika tidak ada maka engkau telah membuat kebohongan atasnya." Riwayat Muslim
َعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( حَقُّ اَلْمُسْلِمِ عَلَى اَلْمُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ, وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ, وَإِذَا اِسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْهُ, وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اَللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ, وَإِذَا مَاتَ فَاتْبَعْهُ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam, yaitu bila engkau berjumpa dengannya ucapkanlah salam; bila ia memanggilmu penuhilah; bila dia meminta nasehat kepadamu nasehatilah; bila dia bersin dan mengucapkan alhamdulillah bacalah yarhamukallah (artinya = semoga Allah memberikan rahmat kepadamu); bila dia sakit jenguklah; dan bila dia meninggal dunia hantarkanlah (jenazahnya)". Riwayat Muslim
َوَعَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( وَاَلَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ - أَوْ لِأَخِيهِ- مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Anas bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Demi Tuha yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang hamba (dikatakan) beriman sehingga ia mencintai tetangganya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." Muttafaq Alaihi.
َوَعَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: ( إِنَّ اَللَّهَ يُحِبُّ اَلْعَبْدَ اَلتَّقِيَّ اَلْغَنِيَّ اَلْخَفِيَّ ) أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ
Sa'ad Ibnu Abu Waqqash berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertaqwa yang kaya dan yang tersembunyi. Riwayat Muslim.
Abu Dzar Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku bertanya kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam: Perbuatan apakah yang paling utama?. Beliau bersabda: "Beriman kepada Allah dan berjihad di jalan-Nya." Lalu aku bertanya: Budak bagaimanakah yang lebih utama (untuk dimemerdekakan)?. Beliau bersabda: "Yang paling mahal dan paling disenangi pemiliknya." Muttafaq Alaihi
29 Diriwayatkan daripada Anas bin Malik r.a katanya: Nabi s.a.w telah bersabda: Tidak sempurna iman seseorang itu, sebelum dia mengasihi saudaranya atau baginda bersabda: Sebelum dia kasihkan jiran tetangganya, sebagaimana dia kasihkan dirinya sendiri
1268 Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Ada lima kewajipan bagi seorang muslim terhadap saudaranya sesama muslim iaitu: Menjawab salam, mendoakan kepada orang yang bersin, menyahut undangan, menziarahi orang sakit dan mengiringi jenazah
1510 Diriwayatkan daripada Abu Ayub al-Ansari r.a katanya: Sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda: Haram bagi seseorang muslim berkelahi dengan saudaranya lebih dari tiga malam, apabila keduanya bertemu saling memalingkan mukanya. Sementara itu, yang terbaik di antara keduanya adalah mereka yang mula mengucapkan salam
1519 Diriwayatkan daripada Ibnu Umar r.a katanya: Sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda: Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim lain. Beliau tidak boleh menzalimi dan menyusahkannya. Barangsiapa yang mahu memenuhi hajat saudaranya, maka Allah pun akan berkenan memenuhi hajatnya. Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan kepada seorang muslim, maka Allah akan melapangkan salah satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan Hari Kiamat nanti. Barangsiapa yang menutup keaiban seseorang muslim, maka Allah akan menutup keaibannya pada Hari Kiamat
1676 Diriwayatkan daripada Abi Bakrah r.a katanya: Aku mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Apabila dua orang Muslim bertemu dan kedua-duanya menghunuskan pedang masing-masing, maka orang yang membunuh dan orang yang dibunuh kedua-duanya akan dimasukkan ke dalam Neraka. Menurutnya lagi, aku berkata atau baginda ditanya: Wahai Rasulullah kalau orang itu membunuh maka jelaslah dosanya, akan tetapi apakah kesalahan orang yang dibunuh. Baginda bersabda: Sesungguhnya beliau juga bermaksud untuk membunuh saudaranya
553 Diriwayatkan daripada Abu Musa r.a katanya: Nabi s.a.w telah bersabda: Pada setiap orang muslim terdapat sedekah. Baginda ditanya: Apa pendapat kamu jika seseorang itu tidak mempunyai apa-apa untuk disedekahkan? Rasulullah s.a.w bersabda: Dia berusaha mengunakan kedua tangannya, sehingga dia dapat memberi manfaat untuk dirinya dan bersedekah. Baginda ditanya lagi: Apa pendapat kamu jika dia tidak mampu? Rasulullah s.a.w bersabda: Dia mampu membantu orang yang memerlukan pertolongan. Baginda ditanya lagi: Apa pendapat kamu jika dia juga tidak mampu? Rasulullah s.a.w bersabda: Dia mampu melakukan kebaikan. Baginda ditanya lagi: Apa pendapat kamu jika dia tidak mampu melakukannya juga? Rasulullah s.a.w bersabda: Dia menahan diri dari melakukan keburukan, maka itu juga dikira sebagai sedekah
1089 Diriwayatkan daripada Ibnu Umar r.a katanya: Nabi s.a.w telah bersabda: Wajib ke atas setiap orang muslim mendengar serta taat kepada arahan samada dia suka atau tidak kecuali dia diperintahkan supaya melakukan maksiat. Sekiranya dia diperintahkan supaya melakukan maksiat maka janganlah dia dengar dan mentaatinya
1509 Diriwayatkan daripada Anas bin Malik r.a katanya: Sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda: Janganlah kamu saling benci membenci, dengki mendengki dan sindir menyindir. Jadilah kamu sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara. Haram seseorang muslim berkelahi dengan saudaranya lebih dari tiga hari lamanya
1510 Diriwayatkan daripada Abu Ayub al-Ansari r.a katanya: Sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda: Haram bagi seseorang muslim berkelahi dengan saudaranya lebih dari tiga malam, apabila keduanya bertemu saling memalingkan mukanya. Sementara itu, yang terbaik di antara keduanya adalah mereka yang mula mengucapkan salam
1511 Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya Sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda: Janganlah kamu berbicara dengan ucapan yang buruk, janganlah kamu sindir menyindir, janganlah kamu memperdengarkan khabar orang lain dan janganlah sebahagian kamu menjual atas jualan sebahagian yang lain. Sementara itu, jadilah kamu sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara
1519 Diriwayatkan daripada Ibnu Umar r.a katanya: Sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda: Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim lain. Beliau tidak boleh menzalimi dan menyusahkannya. Barangsiapa yang mahu memenuhi hajat saudaranya, maka Allah pun akan berkenan memenuhi hajatnya. Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan kepada seorang muslim, maka Allah akan melapangkan salah satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan Hari Kiamat nanti. Barangsiapa yang menutup keaiban seseorang muslim, maka Allah akan menutup keaibannya pada Hari Kiamat
1676 Diriwayatkan daripada Abi Bakrah r.a katanya: Aku mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Apabila dua orang Muslim bertemu dan kedua-duanya menghunuskan pedang masing-masing, maka orang yang membunuh dan orang yang dibunuh kedua-duanya akan dimasukkan ke dalam Neraka. Menurutnya lagi, aku berkata atau baginda ditanya: Wahai Rasulullah kalau orang itu membunuh maka jelaslah dosanya, akan tetapi apakah kesalahan orang yang dibunuh. Baginda bersabda: Sesungguhnya beliau juga bermaksud untuk membunuh saudaranya
SIKAP KITA KEPADA NABI MUHAMMAD
1. Mencintai
2. Mengikuti
3. Mendahulukan
4. Taat
5. Teladan
6. Shalawat
7. Sikap
8. TAKUT
9. ITTIBA
10. Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
11. Rasulullah صلی الله عليه وسلم diutus untuk mengajak manusia agar beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla saja dan memperbaiki akhlak manusia. Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda:
12. إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ
13. .
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” [3]
Sesungguhnya antara akhlak dengan ‘aqidah terdapat hubungan yang sangat
kuat sekali. Karena akhlak yang baik sebagai bukti dari keimanan dan akhlak yang buruk sebagai bukti atas lemahnya iman, semakin sempurna akhlak seorang Muslim berarti semakin kuat imannya.
Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
14. أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ
“Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang akhlaknya paling baik di antara mereka, dan yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik kepada isteri-isterinya.” [4]
Akhlak yang baik adalah bagian dari amal shalih yang dapat menambah keimanan dan memiliki bobot yang berat dalam timbangan. Pemiliknya sangat dicintai oleh Rasulullah صلی الله عليه وسلم dan akhlak yang baik adalah salah satu penyebab seseorang untuk dapat masuk Surga.
Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
15. مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ
“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari Kiamat melainkan akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah sangat membenci orang yang suka berbicara keji dan kotor.” [5]
Beliau صلی الله عليه وسلم bersabda pula:
16. إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّيْ مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلاَقاً
“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat majelisnya denganku pada hari Kiamat adalah yang paling baik akhlaknya...” [6]
Nabi صلی الله عليه وسلم ditanya tentang kebanyakan yang menyebabkan manusia masuk Surga, maka beliau صلی الله عليه وسلم menjawab:
17. تَقْوَى اللهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ، وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ؟ فَقَالَ: اَلْفَمُ وَالْفَرْجُ
“Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” Dan ketika ditanya tentang kebanyakan yang menyebabkan manusia masuk Neraka, maka beliau صلی الله عليه وسلم menjawab: “Lidah dan kemaluan.” [7]
Ahlus Sunnah juga memerintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, menganjurkan untuk bersilaturrahim, serta berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan Ibnu Sabil. [8] Mereka (Ahlus Sunnah) melarang dari berbuat sombong, angkuh, dan zhalim. [9] Mereka memerintahkan untuk berakhlak yang mulia dan melarang dari akhlak yang hina.
Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
18. إِنَّ اللهَ كَرِيْمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ وَمَعَالِيَ اْلأَخْلاَقِ وَيُبْغِضُ سِفْسَافَهَا
19. .
“Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah/hina.” [10]
Sungguh akhlak yang mulia itu meninggikan derajat seseorang di sisi Allah, sebagaimana sabda Rasulullah صلی الله عليه وسلم
20. إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
21. .
“Sesungguhnya seorang Mukmin dengan akhlaknya yang baik, akan mencapai derajat orang yang shaum (puasa) di siang hari dan shalat di tengah malam.” [11]
Akhlak yang mulia dapat menambah umur dan menjadikan rumah makmur, sebagaimana sabda Rasulullah صلی الله عليه وسلم:
...
22. وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَحُسْنُ الْجِوَارِ يَعْمُرَانِ الدِّيَارَ وَيَزِيْدَانِ فِي اْلأَعْمَارِ
23. .
“... Akhlak yang baik dan bertetangga yang baik keduanya menjadikan rumah makmur dan menambah umur.” [12]
Rasulullah صلی الله عليه وسلم adalah orang yang paling baik akhlaknya. Allah سبحانه و تعالى telah sebutkan dalam firman-Nya:
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar mempunyai akhlak yang agung.” [Al-Qalam : 4]
Hal ini sesuai dengan penuturan ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha:
24. كَانَ رَسُوْلُ اللهِ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقاً
25. .
“Rasulullah صلی الله عليه وسلم adalah orang yang paling baik akhlaknya.” [13]
Begitu pula para Sahabat رضي الله عنهم, mereka adalah orang-orang yang paling baik akhlaknya setelah Rasulullah صلی الله عليه وسلم
Dan di antara akhlak Salafush Shalih رضي الله عنهم, yaitu:
1. Ikhlas dalam ilmu dan amal serta takut dari riya’.
2. Jujur dalam segala hal dan menjauhkan dari sifat dusta.
3. Bersungguh-sungguh dalam menunaikan amanah dan tidak khianat.
4. Menjunjung tinggi hak-hak Allah dan Rasul-Nya صلی الله عليه وسلم.
5. Berusaha meninggalkan segala bentuk kemunafikan.
6. Lembut hatinya, banyak mengingat mati dan akhirat serta takut terhadap akhir kehidupan yang jelek (su’ul khatimah).
7. Banyak berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla, dan tidak berbicara yang sia-sia.
8. Tawadhdhu’ (rendah hati) dan tidak sombong.
9. Banyak bertaubat, beristighfar (mohon ampun) kepada Allah, baik siang maupun malam.
10. Bersungguh-sungguh dalam bertaqwa dan tidak mengaku-ngaku sebagai orang yang bertaqwa, serta senantiasa takut kepada Allah.
11. Sibuk dengan aib diri sendiri dan tidak sibuk dengan aib orang lain serta selalu menutupi aib orang lain.
12. Senantiasa menjaga lisan mereka, tidak suka ghibah (tidak menggunjing sesama Muslim).
13. Pemalu. [14]
Malu adalah akhlak Islam, sebagaimana sabda Rasulullah صلی الله عليه وسلم:
26. إِنَّ لِكُلِّ دِيْنٍ خُلُقاً وَخُلُقُ اْلإِسْلاَمِ الْحَيَاءُ
27. .
“Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak dan akhlak Islam adalah malu.” [15]
Begitu juga sabda Rasulullah صلی الله عليه وسلم :
28. اَلْحَيَاءُ لاَ يَأْتِيْ إِلاَّ بِخَيْرٍ
29. .
“Malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan semata.” [16]
14. Banyak memaafkan dan sabar kepada orang yang menyakitinya.
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” [Al-A’raaf: 199]
15. Banyak bershadaqah, dermawan, menolong orang-orang yang susah, tidak bakhil/tidak pelit.
16. Mendamaikan orang yang mempunyai sengketa.
17. Tidak hasad (dengki, iri), tidak berburuk sangka sesama Mukmin.
18. Berani dalam mengatakan kebenaran dan menyukainya. [17]
Itulah di antara akhlak Salafush Shalih, mereka adalah orang-orang yang mempunyai akhlak yang tinggi dan mulia serta dipuji oleh Allah dan Rasul-Nya صلی الله عليه وسلم. Orang-orang yang mengikuti jejak mereka adalah orang-orang yang harus mempunyai akhlak yang mulia karena akhlak mempunyai hubungan yang erat dengan ‘aqidah dan manhaj. Semoga kita diberikan taufiq oleh Allah Azza wa jalla dan diberikan kekuatan untuk dapat meneladani akhlak Rasulullah صلی الله عليه وسلم dan para Sahabatnya رضي الله عنهم.
Dan tidak boleh seseorang mengatakan: “Salaf itu tidak berakhlak.” Kalimat ini merupakan celaan terhadap generasi yang terbaik dari ummat ini. Adapn kesalahan dari akhlak tiap individu, maka tidak ada seorang manusia pun yang ma’shum kecuali Nabi صلی الله عليه وسلم.
[Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi'i, PO BOX 7803/JACC 13340A. Cetakan Ketiga Jumadil Awwal 1427H/Juni 2006M]
_________
Foote Note
[1]. Lihat QS. Al-Baqarah: 83, al-Isra’: 53, an-Nuur: 27, 28, 58, dan yang lainnya.
[2]. Lihat di antaranya dalam QS. an-Nisaa’: 31, al-Hujurat: 11.
[3]. HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 273 (Shahiihul Adabil Mufrad no. 207), Ahmad (II/381), dan al-Hakim (II/613), dari Abu Hurairah رضي الله عنه. Dishahih-kan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 45).
[4]. HR. At-Tirmidzi (no. 1162), Ahmad (II/250, 472), Ibnu Hibban (at-Ta’liqaatul Hisaan ‘alaa Shahiih Ibni Hibban no. 4164). Lafazh awalnya diriwayatkan juga oleh Abu Dawud (no. 4682), al-Hakim (I/3), dari Sahabat Abu Hurairah رضي الله عنه. At-Tirmidzi berkata, “Hadits hasan shahih.”
[5]. HR. At-Tirmidzi (no. 2002) dan Ibnu Hibban (no. 1920, al-Mawaarid), dari Sahabat Abu Darda’ رضي الله عنه. At-Tirmidzi berkata: “Hadits ini hasan shahih.” Lafazh ini milik at-Tirmidzi, lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 876).
[6]. HR. At-Tirmidzi (no. 2018), ia berkata: “Hadits hasan.” Hadits ini dari Sahabat Jabir bin ‘Abdillah رضي الله عنه. Hadits ini ada beberapa syawahid (penguat), lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 791).
[7]. HR. At-Tirmidzi (no. 2004), al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (no. 289), Sha-hiihul Adabil Mufrad (no. 222), Ibnu Majah (no. 4246), Ahmad (II/291, 392, 442), Ibnu Hibban (no. 476, at-Ta’liiqaatul Hisaan ‘alaa Shahiih Ibni Hibban), al-Hakim (IV/324). At-Tirmidzi berkata: “Hadits ini hasan shahih.” Dari Sahabat Abu Hurairah رضي الله عنه
[8]. Lihat QS. An-Nisaa’: 36.
[9]. Lihat QS. Al-Israa’: 37; al-A’raaf: 36, 40; al-Anfaal: 47; Luqman:18; dan lainnya.
[10]. HR. Al-Hakim (I/48), dari Sahabat Sahl bin Sa’ad z. Dishahihkan oleh al-Hakim dan disetujui oleh Imam adz-Dzahabi, lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Sha-hiihah (no. 1378).
[11]. HR. Abu Dawud (no. 4798), Ibnu Hibban (no. 1927) dan al-Hakim (I/60) dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha. Dishahihkan oleh al-Hakim dan disetujui oleh Imam adz-Dzahabi.
[12]. HR. Ahmad (VI/159), dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha
[13]. HR. Al-Bukhari (no. 6203) dan Muslim (no. 2150, 2310) dari Sahabat Anas bin Malik رضي الله عنه
[14]. Malu adalah akhlak yang mulia, yang tumbuh untuk meninggalkan perkara-perkara yang jelek sehingga menghalangi dia dari perbuatan dosa dan maksiyat, serta mencegah dia dari melalaikan kewajiban memenuhi hak orang-orang yang mempunyai hak. Lihat al-Hayaa’ fii Dhau-il Qur-aan al-Kariim wal Ahaadiits ash-Shahiihah oleh Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilaly, cet. Maktabah Ibnul Jauzi, th. 1408 H.
[15]. HR. Ibnu Majah (no. 4181), Shahiih Ibni Majah (II/406 no. 3370), ath-Thabrani dalam Mu’jamush Shaghir (I/13-14, cet. Daarul Fikr), dari Sahabat Anas bin Malik رضي الله عنه. Lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 940).
[16]. HR. Al-Bukhari (no. 6117) dan Muslim (no. 37 (60)), dari Sahabat ‘Imran bin Husain رضي الله عنه
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)